Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kumpulan Hadits Shahih Tentang Kemuliaan Ramadhan

Kumpulan Hadits Shahih Tentang Keutamaan dan Kemuliaan Ramadhan - Bulan ramadhan merupakan bulan mulia, didalamnya Allah SWT telah mewajibkan puasa satu bulan penuh bagi kaum muslimin-muslimat. Karen ramadhan bulan yang penuh berkah dari Allah SWT, maka banyak sekali keutamaannya. Keutamaan ini tidak ada lain agar umat islam berlomba-lomba memperbanyak ibadah dan lebih fokus dalam mencari keridhoan dan pahala Allah SWT. Karena Pahala dibulan ramadhan lebih dilipatgandakan daripada bulan lainnya.

Untuk lebih semangat dalam mengisi ibadah dibulan ramadhan maka tidak ada salahnya kita sebagai muslim mengetahui keutamaan apa saja didalamnya sesui dengan berita atau hadist dari Rasulullah SAW. Bagi seorang muslim rasanya perlu mengetahui hadits-hadits seputar ramadhan ini supaya tidak keliru kedepannya.

Kumpulan Hadits Shahih Tentang Keutamaan Ramadhan

Yang paling penting agar ibadah kita lebih yakin, lebih termotivasi, dan tidak sia-sia. Berikut ini beberapa hadist sahih dari Nabi Muhammad SAW seputar bulan puasa ramadhan:

1. Dibukanya pintu surga, ditutupnya pintu neraka
 عَنْ أَبِي سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika telah datang bulan Ramadhan maka pintu-pintu surga akan dibuka, pintu-pintu neraka akan ditutup dan setan-setan akan dibelenggu dengan rantai.”
[Shahiih Muslim no. 1080; Shahiih Al-Bukhaariy no. 1898]

2. Dibelenggunya setan

عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَال :

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِي مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنْ النَّارِ وَذَلكَ كُلُّ لَيْلَةٍ

Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika telah datang malam pertama di bulan Ramadhan maka setan-setan dan jin yang jahat akan dirantai, pintu-pintu neraka akan ditutup dan tidak akan terbuka darinya satu pintupun, pintu-pintu surga akan dibuka dan tidak akan tertutup darinya satu pintupun, dan seorang penyeru akan menyerukan, “Wahai para pencari kebaikan, bersegeralah (menuju kebaikan), wahai para pencari keburukan, berhentilah (dari keburukan), Allah membebaskan (seorang hamba) dari api neraka pada setiap malam (di bulan Ramadhan).”
[Jaami’ At-Tirmidzi No. 682; Sunan Ibnu Maajah No. 1339] – Sanadnya terdapat ‘illat dari Abu Bakr bin ‘Ayyaasy[1], namun ia hasan ligoirihi dengan syawahid. Syaikh Al-Albaaniy menghasankannya dalam Shahiih At-Targhiib no. 998.

3. Bulan Penuh keberkahan
 
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ لِلَّهِ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ

Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan penuh keberkahan. Allah ‘Azza wa Jalla telah mewajibkan kepada kalian berpuasa didalamnya, di bulan itu pintu-pintu langit akan dibuka dan pintu-pintu neraka akan ditutup, di bulan itu setan-setan jahat akan diikat. Demi Allah, di bulan itu ada malam yang lebih baik daripada seribu bulan, barangsiapa terhalang mendapatkan kebaikannya maka sungguh ia telah terhalang.”

[Sunan An-Nasaa’iy no. 2106] – Sanadnya mursal jayyid [2]. Akan tetapi ia hasan ligoirihi dengan mutaba’at dari hadits yang telah lewat dan dengan syahid yang akan datang berikut. Syaikh Al-Albaaniy menshahihkannya dalam Shahiih At-Targhiib no. 999

4. Bulan dimana Terdapat Malam 1000 Bulan

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ

دَخَلَ رَمَضَانُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ هَذَا الشَّهْرَ قَدْ حَضَرَكُمْ وَفِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَهَا فَقَدْ حُرِمَ الْخَيْرَ كُلَّهُ وَلَا يُحْرَمُ خَيْرَهَا إِلَّا مَحْرُومٌ

Dari Anas bin Maalik, ia berkata, ketika memasuki bulan Ramadhan maka Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya bulan ini sungguh telah hadir pada kalian, dan didalamnya terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, barangsiapa yang terhalang (mendapat kebaikannya) maka sungguh ia telah terhalang dari kebaikan, dan tidaklah dihalangi kebaikannya kecuali bagi yang terhalang (dari kebaikan).”
[Sunan Ibnu Majah No. 1644] – Sanadnya hasan, dihasankan Syaikh Al-Albaaniy dalam Shahiih At-Targhiib No. 1000, beliau berkata “hasan shahih”.

5. Bulan dibersihakannya dosa seperti baru lahir dari rahim ibunya

عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ

قُلْتُ لَهُ أَلَا تُحَدِّثُنِي حَدِيثًا عَنْ أَبِيكَ سَمِعَهُ أَبُوكَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَهُ أَقْبَلَ رَمَضَانُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ رَمَضَانَ شَهْرٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ صِيَامَهُ وَإِنِّي سَنَنْتُ لِلْمُسْلِمِينَ قِيَامَهُ فَمَنْ صَامَهُ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا خَرَجَ مِنْ الذُّنُوبِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

Dari Abu Salamah bin ‘Abdurrahman, aku (An-Nadhr) berkata kepada Abu Salamah, ceritakanlah kepadaku hadits dari Ayahmu yang ia dengar dari Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam, Abu Salamah menjawab, (jika) bulan Ramadhan datang maka Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bulan Ramadhan adalah bulan yang Allah wajibkan kalian untuk berpuasa, dan aku telah mensunnahkan kaum muslimin untuk shalat malam didalamnya, maka barangsiapa berpuasa dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, niscaya dosa-dosanya akan keluar (darinya) bagaikan hari ketika ia baru dilahirkan ibunya.”
[Musnad Ahmad no. 1691] – Sanadnya dha’if[3], akan tetapi hadits ini hasan ligoirihi dengan syawahidnya. Syaikh Ahmad Syaakir menshahihkannya dalam Ta’liiq Musnad Ahmad 3/142.

6. Bau mulut orang berpuasa lebih harum dari minyak misik, dan dua kebahagiaan bagi orang yang berpuasa.

عَنْ أَبِي صَالِحٍ الزَّيَّاتِ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ

Dari Abu Shaalih Az-Zayyaat, bahwasanya ia mendengar Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengatakan, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Semua amalan anak Adam adalah untuknya kecuali puasa karena sesungguhnya puasa adalah untukKu dan Akulah yang akan membalasnya, puasa adalah taman-taman surga, jika suatu hari salah seorang dari kalian berpuasa maka janganlah ia berbuat buruk dan mengumpat, jika ada seseorang yang menghinanya atau mengajaknya berkelahi, maka katakanlah, sesungguhnya aku sedang berpuasa. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tanganNya, bau mulut orang yang sedang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma misik, dan bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan yang dengan keduanya ia akan bergembira, yaitu jika ia berbuka puasa maka ia akan gembira dan jika ia bertemu Rabbnya, ia akan gembira dengan sebab puasanya.”
[Shahiih Al-Bukhaariy no. 1904; Shahiih Muslim no. 1152]

7. Puasa dan Al Quran akan memberikan syafaat di hari kiamat

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ قَالَ فَيُشَفَّعَانِ

Dari ‘Abdullaah bin ‘Amr, bahwasanya Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Puasa dan Al-Qur’an keduanya akan memberikan syafa’at kepada seorang hamba di hari kiamat, puasa berkata, “Wahai Rabb, aku telah mencegahnya dari makanan dan nafsu syahwat di siang hari, maka izinkan aku memberi syafa’at padanya,” dan Al-Qur’an berkata, “Aku telah mencegahnya dari tidur di malam hari, maka izinkan aku memberi syafa’at padanya.” Rasulullah melanjutkan, “Maka keduanya diizinkan memberi syafa’at.”
[Musnad Ahmad no. 6589] – Syaikh Al-Albaaniy menghasankannya dalam Shahiih At-Targhiib no. 984, namun ada pembicaraan dalam sanadnya[4].

8. Shalat lima waktu, shalat Jum’at hingga ke Jum’at berikutnya, dan puasa Ramadhan hingga ke Ramadhan berikutnya, adalah kaffarat

عن ابي هريرة أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, “Shalat lima waktu, shalat Jum’at hingga ke Jum’at berikutnya, dan puasa Ramadhan hingga ke Ramadhan berikutnya, adalah kaffarat (penebus dosa) apa yang ada diantara keduanya selama ia menghindari dosa-dosa besar.” [Shahih Muslim no. 236]

9. Puasa bukan hanya menahan makan dan minum


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: ” لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشُّرْبِ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهِلَ عَلَيْكَ، فَلْتَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ، إِنِّي صَائِمٌ “


Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Puasa bukanlah hanya menahan diri dari makan dan minum, sesungguhnya puasa adalah menahan diri dari perkataan dan perbuatan kotor, maka jika ada seseorang yang menghina atau berbuat bodoh kepadamu, katakanlah, sesungguhnya aku sedang berpuasa, sesungguhnya aku sedang berpuasa.”
[Shahiih Ibnu Khuzaimah no. 1872, Al-Mustadrak 1/430] – Didalam sanadnya ada paman Al-Haarits[5], dan hadits ini shahih ligoirihi dengan syawahidnya. Dishahihkan Syaikh Al-Albaaniy dalam Shahiih Al-Mawaarid no. 741.

10. Berapa banyak orang yang berpuasa namun tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya


حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلَّا السَّهَرُ

Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Berapa banyak orang yang berpuasa namun tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya selain rasa lapar, dan berapa banyak orang yang shalat malam namun tidak mendapatkan apa-apa dari shalat malamnya selain menahan kantuk.”
[Sunan Ibnu Maajah no. 1690] – Sanadnya hasan. Syaikh Al-Albaaniy berkata “hasan shahih” dalam Shahiih Ibnu Maajah no. 1380.

11. Pahala memberi makan bagi yang berpuasa

حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحِيمِ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبِي سُلَيْمَانَ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ الْجُهَنِيِّ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

Telah menceritakan kepada kami Hannaad, telah menceritakan kepada kami ‘Abdurrahiim, dari ‘Abdul Malik bin Abu Sulaimaan, dari ‘Athaa’, dari Zaid bin Khaalid Al-Juhaniy, ia berkata, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang memberi makan untuk berbuka bagi orang yang berpuasa, maka baginya pahala yang semisal (orang yang berpuasa) dengan tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun.”
[Jaami’ At-Tirmidziy no. 807] – Sanadnya hasan. Dishahihkan Syaikh Al-Albaaniy dalam Shahiih At-Targhiib no. 1078.
12. Keutamaan Puasa Ramadhan yang diiringi puasa Syawal

عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ حَدَّثَهُ

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

dari Abu Ayyuub Al-Anshariy radhiyallahu ‘anhu bahwa ia menceritakan haditsnya, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian mengiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawwaal, maka ia bagaikan berpuasa sepanjang masa.” [Shahih Muslim no. 1165]

13. Sahur itu ternyata lebih berkah


حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ صُهَيْبٍ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً


Telah menceritakan Abdul ‘Aziiz bin Shuhaib, ia berkata, aku mendengar Anas bin Maalik radhiyallahu ‘anhu berkata, Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Makan sahurlah kalian karena sesungguhnya didalam sahur terdapat keberkahan.” [Shahiih Al-Bukhaariy no. 1923; Shahiih Muslim no. 1098]

14. Lailatul Qodar ada pada malam-malam ganjil

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

dari ‘Aaisyah radhiyallahu ‘anha, bahwasanya Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Kalian carilah Lailatul Qadr pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan.” [Shahiih Al-Bukhaariy no. 2017; Shahiih Muslim no. 1170]

15. Menghidupkan malam 10 akhir ramadhan bersama keluarga

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

dari ‘Aaisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Dahulu Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam jika telah memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan) maka beliau mengencangkan sarungnya, beliau menghidupkan malam-malamnya (dengan ibadah) dan beliau membangunkan keluarganya.” [Shahiih Al-Bukhaariy no. 2024]

16. Pahala Umrah di bulan Ramadhan

عَنِ امْرَأَةٍ مِنْ بَنِي أَسَدِ بْنِ خُزَيْمَةَ يُقَالُ لَهَا أُمُّ مَعْقِلٍ قَالَتْ

أَرَدْتُ الْحَجَّ فَضَلَّ بَعِيرِي فَسَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ اعْتَمِرِي فِي شَهْرِ رَمَضَانَ فَإِنَّ عُمْرَةً فِي شَهْرِ رَمَضَانَ تَعْدِلُ حَجَّةً

Dari seorang wanita yang berasal dari bani Asad bin Khuzaimah yang dipanggil Ummu Ma’qil, ia berkata, aku ingin pergi haji akan tetapi aku menginginkan menaiki onta maka aku bertanya kepada Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Pergilah umrah pada bulan Ramadhan karena sesungguhnya umrah pada bulan Ramadhan pahalanya bagaikan pergi haji.” [Musnad Ahmad no. 26742; Sunan An-Nasaa’iy Al-Kubraa no. 4213] – Sanadnya shahih. Syaikh Al-Albaaniy berkata dalam Al-Irwaa’ 3/374, “Sanadnya shahih sesuai syarat Asy-Syaikhain.”

17. Tiga orang yang doanya tidak akan ditolak

عَنْ سَعْدَانَ الْقُمِّيِّ عَنْ أَبِي مُجَاهِدٍ عَنْ أَبِي مُدِلَّةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالْإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا اللَّهُ فَوْقَ الْغَمَامِ وَيَفْتَحُ لَهَا أَبْوَابَ السَّمَاءِ وَيَقُولُ الرَّبُّ وَعِزَّتِي لَأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ

Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tiga orang yang doa mereka tidak akan ditolak yaitu do’a orang yang berpuasa hingga ia berbuka, doa imam (pemimpin) yang ‘adil dan doa orang yang dizhalimi. Doa mereka akan dinaikkan Allah ke atas awan dan pintu-pintu langit akan dibukakan atasnya, Rabb berfirman, “Demi kemuliaanKu, Aku akan menolongmu walaupun beberapa saat kemudian.”
[Jaami’ At-Tirmidziy no. 3598; Sunan Ibnu Maajah no. 1752; Shahiih Ibnu Khuzaimah no. 1793; Shahiih Ibnu Hibbaan no. 3428] – Sanadnya hasan[8]. Dishahihkan Al-Haafizh Siraajuddiin Ibnul Mulqin dalam Al-Badrul Muniir 5/152.

Sumber: https://muhandisun.wordpress.com/2013/07/04/hadits-hadits-shahih-seputar-bulan-dan-shaum-ramadhan/

Itulah beberapa hadits-hadits shahih tentang kemuliaan bulan ramadhan. Selain hadits-hadits diatas, masih banyak lagi hadits-hadits shahih atau hasan lainnya sebagai rujukan kita dalam beribadah di bulan ramadhan. Semoga kedepannya selalu lebih baik dalam menggapai ridho dan pahala Allah SWT. Mohon maaf atas segala kekurangannya jika ada salah dalam penulisan atau sajian lainnya, baarokallohu fikum. (CD.TH)


1 comment for "Kumpulan Hadits Shahih Tentang Kemuliaan Ramadhan"

  1. Betapa banyak hadist tentang keutamaan bulan ramadhan namun kebanyakan orang menganggap remeh hadist2 ini. Padahal jika mereka mengetahui keutamaan bulan ramadhan, niscaya mereka akan meminta seluruh bulan untuk dijadikan bulan ramadhan

    ReplyDelete

Semoga bermanfaat, silahkan bagikan artikel ini. Mohon berkomentar yang relevan, tinggalkan saran, atau masukannya