Imam Mahdi Menurut Kajian Al Quran dan Hadits
Siapakah Imam Mahdi itu ?
Dan Anda akan semakin penasaran, sehingga hati, pikiran, dan jiwa raga anda akan disibukan untuk mencari jawabannya, baik itu dari nash al Quran, dari hadits, pendapat para ulama, bahkan saking penasarannya anda akan bertanya kepada orang yang bukan ahlinya.
Anda semakin penasaran lagi, bahwa menurut pendapat para ulama yang didasari hadits Nabi Muhammad saw. Imam Mahdi itu sebenarnya sudah lahir kedunia.
… Imam Mahdi sudah lahir!..
Hmm, jawaban yang mengada-ngada, yang tidak berdasar, jawaban yang penuh khurafat, berita bohong, berita hoax, dan jawaban yang melebihi pengetahuan Allah swt dan Rasul-Nya.
Anda lihat sekarang ini, di berbagai media, baik itu media lokal maupun internasional, pembahasan Imam Mahdi itu semakin mengerucut, semakin terang-benderang, dan semakin jelas benang merahnya.
Berarti saat ini kita sudah hidup di akhir zaman !!!
Merinding sekali kalau memang saat ini kita sudah hidup di akhir zaman, karena tidak boleh tidak kita akan terus digiring oleh Allah swt menuju pintu gerbang akhir zaman. Semoga Allah selalu menguatkan iman islam kita, amiin.
Pertanda akhir zaman itu salah satunya ialah akan keluarnya pemimpin yang adil, satria piningit, pemimpin yang bijaksana, pemimpin yang akan memerangi kebathilan, kezaliman, dan pemimpin yang telah dijanjikan oleh Allah swt, dan Rasul-Nya. Siapa lagi kalau bukan Imam Mahdi.
Dan ternyata, berita kedatangan Imam Mahdi ini juga adalah sebuah keyakinan yang diterima oleh semua kalangan.
Baca disini: Proses dan tempat pembaiatan imam mahdi
Kemunculan juru penyelamat ini merupakan keyakinan yang sangat fundamental menurut berbagai agama dan kepercayaan, seperti agama Yahudi, Kristen dan ketiga alirannya (Katholik, protestan, dan Ortodoks) dan agama Islam khususnya.
Apakah anda semakin percaya, semakin yakin ? atau malah semakin ragu …..
Percaya atau tidak, maka sebagai seorang muslim yang taat kepada Allah swt, dan taat kepada Rasul-Nya, hukumnya wajib percaya.
Dan Anda akan semakin penasaran, sehingga hati, pikiran, dan jiwa raga anda akan disibukan untuk mencari jawabannya, baik itu dari nash al Quran, dari hadits, pendapat para ulama, bahkan saking penasarannya anda akan bertanya kepada orang yang bukan ahlinya.
Anda semakin penasaran lagi, bahwa menurut pendapat para ulama yang didasari hadits Nabi Muhammad saw. Imam Mahdi itu sebenarnya sudah lahir kedunia.
… Imam Mahdi sudah lahir!..
Hmm, jawaban yang mengada-ngada, yang tidak berdasar, jawaban yang penuh khurafat, berita bohong, berita hoax, dan jawaban yang melebihi pengetahuan Allah swt dan Rasul-Nya.
Anda lihat sekarang ini, di berbagai media, baik itu media lokal maupun internasional, pembahasan Imam Mahdi itu semakin mengerucut, semakin terang-benderang, dan semakin jelas benang merahnya.
Berarti saat ini kita sudah hidup di akhir zaman !!!
Merinding sekali kalau memang saat ini kita sudah hidup di akhir zaman, karena tidak boleh tidak kita akan terus digiring oleh Allah swt menuju pintu gerbang akhir zaman. Semoga Allah selalu menguatkan iman islam kita, amiin.
Pertanda akhir zaman itu salah satunya ialah akan keluarnya pemimpin yang adil, satria piningit, pemimpin yang bijaksana, pemimpin yang akan memerangi kebathilan, kezaliman, dan pemimpin yang telah dijanjikan oleh Allah swt, dan Rasul-Nya. Siapa lagi kalau bukan Imam Mahdi.
Dan ternyata, berita kedatangan Imam Mahdi ini juga adalah sebuah keyakinan yang diterima oleh semua kalangan.
Baca disini: Proses dan tempat pembaiatan imam mahdi
Kemunculan juru penyelamat ini merupakan keyakinan yang sangat fundamental menurut berbagai agama dan kepercayaan, seperti agama Yahudi, Kristen dan ketiga alirannya (Katholik, protestan, dan Ortodoks) dan agama Islam khususnya.
Apakah anda semakin percaya, semakin yakin ? atau malah semakin ragu …..
Percaya atau tidak, maka sebagai seorang muslim yang taat kepada Allah swt, dan taat kepada Rasul-Nya, hukumnya wajib percaya.
Karena ini sudah termasuk ruang lingkup aqidah dan keimanan yang apabila dalam hati Anda ragu apalagi tidak percaya, maka iman dan akidah Anda sangat diragukan.
Kemunculan Imam Mahdi menurut al Quran
Baiklah supaya lebih jelas, dan lebih mempertebal akidah kita, bahwa ada beberapa ayat al Quran yang menurut pendapat ulama ada kaitannya dengan Imam Mahdi.
Kemunculan Imam Mahdi menurut al Quran
Baiklah supaya lebih jelas, dan lebih mempertebal akidah kita, bahwa ada beberapa ayat al Quran yang menurut pendapat ulama ada kaitannya dengan Imam Mahdi.
Ayat tersebut ditafsirkan dengan keberadaan Imam Mahdi as sebagai juru selamat.
a. Surah an-Nûr (24) : 56
a. Surah an-Nûr (24) : 56
وَعَدَ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُوْا مِنْكُمْ وَ عَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَ لَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَ لَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُوْنَنِيْ لاَ يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْئًا وَ مَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُوْنَ
“Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal salih untuk menjadikan mereka sebagai khalifah di muka bumi ini sebagaimana Ia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka sebagai khalifah, menyebarkan bagi mereka agama yang telah diridhainya untuk mereka secara merata dan menggantikan ketakutan mereka dengan rasa keamanan (sehingga) mereka dapat menyembah-Ku dan tidak menyekutukan-Ku. Barangsiapa ingkar setelah itu, merekalah orang-orang yang fasiq.” (QS. an-Nûr (24) : 56)
Secara lafdi (lahiriah), kita dapat menyimpulkan bahwa ada tiga janji dari dari ayat tersebut:
Pertama, Allah swt menjadikan mereka orang-orang mu’min sebagai khalifah di atas bumi ini.
Kedua, menyebarkan agama mereka (Islam) di atas bumi secara merata sehingga dapat dinikmati oleh seluruh penduduk dunia.
Ketiga, menggantikan rasa takut mereka dengan rasa aman sehingga mereka dapat menyembah Allah dengan penuh keleluasaan dan tidak menyekutukan-Nya.
Yang menjadi pertanyaan kita, apakah janji tersebut sudah terwujud pada saat ini atau belum ?
Kapankah kita pernah merasakan Islam dijalankan secara sempurna?
Oleh karena itu, dalam beberapa hadits Ahlulbait as, kita akan menemukan takwil dari ayat tersebut bahwa semua janji itu akan terealisasikan pada masa kemunculan Imam Mahdi as.
Dalam tafsir Majma’ al-Bayân disebutkan bahwa Imam Ali bin Husain as pernah membaca ayat tersebut.
Setelah itu beliau berkata: “Demi Allah, mereka adalah para pengikut kami Ahlul bait as. Allah akan mewujudkan semua itu dengan tangan salah seorang dari kami. Ia Adalah Mahdi umat ini, dan ia adalah orang yang disabdakan oleh
Rasulullah saw: “Jika tidak tersisa dari usia dunia ini kecuali satu hari, niscaya Allah akan memanjangkannya hingga seorang dari ‘Itrahku muncul. Namanya sama dengan namaku. Ia Akan memenuhi bumi ini dengan keadilan sebagaimana ia telah dipenuhi oleh kezaliman dan kelaliman.” (At-Thabarsi, Majma’ al-Bayân, jilid 7, hal. 152.)
b. Surah al-Qashash (28) : 5
وَ نُرِيْدُ أَنْ نَمُنَّ عَلَى الَّذِيْنَ اسْتُضْعِفُوْا فِي الْأَرْضِ وَ نَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَ نَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِيْنَ
“Dan Kami ingin memberikan anugrah kepada orang-orang yang tertindas di muka bumi ini, menjadikan mereka para pemimpin, dan menjadikan mereka sebagai para pewaris.”
Secara lahiriah, ayat ini menggunakan kata kerja mudhâri’ dalam menjelaskan maksud Allah. Secara realita, janji-janji yang tertulis dalam ayat tersebut belum terealisasikan hingga sekarang.
Dengan pemerintahan yang telah dibentuk oleh Rasulullah saw di Madinah yang berjalan kurang lebih selama sepuluh tahun, Saya kira hal itu belum terwujudkan secara sempurna mengingat masih banyak pelosok di seluruh penjuru dunia yang belum pernah mencicipi lezatnya hukumnya Islam.
Menurut beberapa hadits, ayat ini mengindikasikan tentang Imam Mahdi as, bahwa semua janji Allah itu akan terwujud pada saat beliau turun ke bumi dan membentangkan sayap keadilan di atasnya.
Dalam sebuah hadis yang lain beliau berkata: “Orang-orang tertindas di muka bumi yang termaktub di dalam al-Quran dan akan dijadikan para pewaris oleh Allah adalah kami, Ahlulbait. Allah akan membangkitkan Mahdi mereka yang akan memuliakan mereka dan menghinakan para musuh mereka.” ( Al-Majlisi, Bihâr al-Anwâr, jilid 51, hal. 63, bab ayat-ayat yang ditakwilkan dengan Imam Mahdi as.)
Imam Mahdi menurut Hadits Rasulullah saw.
Sesungguhnya hadits-hadits yang diriwayatkan dari Rasulullah saw tentang imam Mahdi as merupakan kelompok mayoritas dan terbanyak yang memberikan kabar gembira akan datangnya penyelamat akhir zaman tersebut.
Perlu diperhatikan bahwa hadits yang ada di dalam kitab-kitab Ahli-sunnah tentang imam Mahdi as, mayoritas diriwayatkan dari Rasulullah saw, dengan sanad / jalur yang banyak dan kandungan yang bermacam-macam.
Rasulullah saw terkadang mengabarkan Imam Mahdi di sela-sela / bersama para imam yang lain, beliau dikenalkan sebagai imam kedua belas dan terakhir.
Terkadang beliau menghabarkan kalau Mahdi adalah orang putra cucu Sayyidah Fatimah Zahro as, dan sesungguhnya dia dari keturunan Imam Husain as dan imam ke sembilan yang terlahir dari Imam Husain as.
Inilah salah satu hadits-hadits yang mengabarkan Imam Mahdi as:
# Pertama, Hadits yang diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَخْرُجُ فِيْ آخِرِ أُمَّتِـي الْمَهْدِيُّ؛ يُسْقِيْهِ اللهُ الْغَيْثَ، وَتُخْرِجُ اْلأَرْضُ نَبَاتَهَا، وَيُعْطِى الْمَالَ صِحَاحًا، وَتَكْثُرُ الْمَاشِيَةُ، وَتَعْظُمُ اْلأُمَّةُ، يَعِيْشُ سَبْعًا أَوْ ثَمَانِيًا (يَعْنِي: حِجَجًا).
“Pada akhir umatku akan keluar al-Mahdi. Allah menurunkan hujan kepadanya, bumi mengeluarkan tumbuhannya, harta akan dibagikan secara merata, binatang ternak melimpah dan umat menjadi mulia, dia akan hidup selama tujuh atau delapan (yakni, musim haji).”[1]
# Kedua, Sebagaimana yang diriwayatkan dari ‘Ali Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اَلْمَهْدِيُّ مِنَّا أَهْلَ الْبَيْتِ، يُصْلِحُهُ اللهُ فِيْ لَيْلَةٍ.
‘Al-Mahdi dari keturunan kami; Ahlul Bait, Allah akan memperbaikinya dalam satu malam.’”[2]
Imam Ibnu Katsir berkata, “Maknanya adalah memberikan taubat, memberikan taufik kepadanya, mengilhaminya, dan membimbingnya padahal sebelumnya tidak demikian.”[3]
# Ketiga, Hadits yang diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
# Ketiga, Hadits yang diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اَلْمَهْدِيُّ مِنِّي، أَجْلَى الْجَبْهَةِ، أَقْنَى اْلأَنْفِ، يَمْلأُ اْلأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلاً كَمَا مُلِئَتْ ظُلْمًا وَجُوْرًا، يَمْلِكُ سَبْعَ سِنِيْنَ.
‘Al-Mahdi dari keturunanku, dahinya lebar, hidungnya mancung. Dia akan memenuhi bumi dengan keadilan, sebagaimana bumi telah dipenuhi dengan kezhaliman dan kelaliman sebelumnya. Dia akan berkuasa selama tujuh tahun.’”[4]
# Keempat, Sebagaimana diriwayatkan dari Ummu Salamah Radhiyallahu anhuma, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اَلْمَهْدِيُّ مِنْ عِتْرَتِيْ، مِنْ وَلَدِ فَاطِمَةَ.
‘Al-Mahdi berasal dari Ahlul Baitku, dari keturunan Fathimah.’”[5]
# Kelima, diriwayatkan dari Jabir Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَنْزِلُ عِيْسَى بْنُ مَرْيَمَ، فَيَقُوْلُ أَمِيْرُهُمْ اَلْمَهْدِيُّ: تَعَالَ صَلِّ بِنَا، فَيَقُوْلُ: لاَ؛ إِنَّ بَعْضَهُمْ أَمِيْرُ بَعْضٍ؛ تَكْرِمَةَ اللهِ هَذِهِ اْلأُمَّةَ.
‘‘Isa bin Maryam turun, lalu pemimpin mereka, al-Mahdi berkata, ‘Shalatlah mengimami kami!’ Dia berkata, ‘Tidak, sesungguhnya sebagian dari kalian adalah pemimpin bagi sebagian yang lainnya, sebagai suatu kemuliaan yang Allah berikan kepada umat ini.’”[6]
Dalam satu riwayat:
يُوَاطِىءُ اِسْمُهُ اِسْمِيْ وَاسْمُ أَبِيْهِ اِسْمَ أَبِيْ.
“Namanya sama dengan namaku dan nama bapaknya sama dengan nama bapakku.”[7]
Itulah beberapa penjelasan tentang Imam Mahdi dan kemunculannya berdasarkan al Quran dan Hadits. Kita tidak bisa mengelak lagi bahwa kedatangan Imam Mahdi as adalah janji Allah swt dan Rasul-Nya.
Kalau Anda sama sekali tidak percaya, maka naudzubillah, iman islam Anda sangat diragukan.
Kajian ini sangat penting sekali, sebagai bekal kita hidup di akhir zaman.
Coba tafakuri, kalau Anda diberikan usia yang sangat panjang oleh Allah, lalu dihadapkan dengan fitnahnya akhir zaman, apakah Anda siap menghadapinya !, sedangkan iman islam belum kuat ….
Apa yang harus kita lakukan dalam menghadapi akhir zaman?
Segeralah kembali kejalan Allah, banyak beibadah, perbanyak amal soleh, perbanyak ilmu agama, didiklah keluarga kita, keturunan kita, perkuatlah iman mereka semua dengan aqidah dan iman yang kokoh, karena dengan cara itulah kita akan selamat dunia akhirat.
Kalau Anda sama sekali tidak percaya, maka naudzubillah, iman islam Anda sangat diragukan.
Kajian ini sangat penting sekali, sebagai bekal kita hidup di akhir zaman.
Coba tafakuri, kalau Anda diberikan usia yang sangat panjang oleh Allah, lalu dihadapkan dengan fitnahnya akhir zaman, apakah Anda siap menghadapinya !, sedangkan iman islam belum kuat ….
Apa yang harus kita lakukan dalam menghadapi akhir zaman?
Segeralah kembali kejalan Allah, banyak beibadah, perbanyak amal soleh, perbanyak ilmu agama, didiklah keluarga kita, keturunan kita, perkuatlah iman mereka semua dengan aqidah dan iman yang kokoh, karena dengan cara itulah kita akan selamat dunia akhirat.
Ingat, akhir zaman telah tiba saudaraku. Usia umat Nabi Muhammad saw tidak akan lebih dari 1500 hijriah, silahkan Anda hitung sendiri, anda jangan lupa, Anda jangan terus-menerus disibukan urusan duniawi, bahwa sekarang itu sudah tahun 1437 Hijriah.
Akhir kata, semoga artikel ini yang isinya menjelaskan Siapakah Imam Mahdi itu, menurut kajian al Quran dan Hadits dapat bermanfaat, lebih mempertebal iman islam kita, dan tentunya lebih meningkatkan ibadah kita pada Allah swt, amiin.
----------------
[1]. Mustadrak al-Hakim (IV/557-558), beliau berkata, “Sanad hadits ini shahih, akan tetapi keduanya tidak meriwayatkannya.” Dan disepakati oleh adz-Dzahabi.
Al-Albani berkata, “Ini adalah sanad yang shahih, perawinya tsiqat.” Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah (II/336, no. 711).
Dan lihat Risalah ‘Abdul ‘Alim Ahaadiitsul Mahdi fii Miizaanil Jarh wat Ta’diil (hal. 127-128).
----------------
[1]. Mustadrak al-Hakim (IV/557-558), beliau berkata, “Sanad hadits ini shahih, akan tetapi keduanya tidak meriwayatkannya.” Dan disepakati oleh adz-Dzahabi.
Al-Albani berkata, “Ini adalah sanad yang shahih, perawinya tsiqat.” Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah (II/336, no. 711).
Dan lihat Risalah ‘Abdul ‘Alim Ahaadiitsul Mahdi fii Miizaanil Jarh wat Ta’diil (hal. 127-128).
[2]. Musnad Ahmad (II/58, no. 645), tahqiq Ahmad Syakir, beliau berkata, “Sanadnya shahih,” dan Sunan Ibni Majah (II/1367).
[3]. An-Nihaayah fil Fitan wal Malaahim (I/29) tahqiq Dr. Thaha Zaini.
[4]. Sunan Abi Dawud, kitab al-Mahdi (XI/375, no. 4265), dan Mustadrak al-Hakim (IV/557), beliau berkata, “Hadits ini shahih dengan syarat Muslim, akan tetapi keduanya tidak meriwayatkannya.”
Adz-Dzahabi berkata, “‘Imran (salah satu perawi hadits) lemah, dan Muslim tidak menjadikannya sebagai perawi.”
Al-Mundziri mengomentari sanad Abu Dawud, “Di dalam sanadnya ada ‘Imran al-Qaththan, dia adalah Abul ‘Awam ‘Imran bin Dawir al-Qaththan al-Bashri. Al-Bukhari menjadikannya sebagai penguat, ‘Affan bin Muslim mentsiqatkannya, dan Yahya bin Sa’id al-Qaththan memujinya, sedangkan Yahya bin Ma’in dan an-Nasa-i melemahkannya.” Aunul Ma’buud (XI/375).
Adz-Dzahabi berkata dalam al-Miizaan, “Ahmad berkata, ‘Aku berharap dia sebagai perawi yang haditsnya shalih (baik).’” Abu Dawud berkata, “Lemah.” Miizaanul I’tidaal (III/236).
Ibnu Hajar mengomentarinya, “Shaduq Yuhammu, dan dituduh sebagai orang yang berpola pikir Khawarij.” Taqriibut Tahdziib (II/83).
Ibnul Qayyim mengomentari sanad Abu Dawud, “Jayyid,” al-Manaarul Muniif (hal. 144) tahqiq Syaikh ‘Abdul Fattah Abu Ghuddah.
Al-Albani berkata, “Sanadnya hasan,” Shahiihul Jaami’ (VI/22-23, no. 6616).
[5]. Sunan Abi Dawud (XI/373), dan Sunan Ibni Majah (II/1368).
Al-Albani berkata dalam Shahiihul Jaami’, “Shahih.” (VI/22, no. 6610).
Lihat Risalah ‘Abdul ‘Alim tentang al-Mahdi (hal. 160).
[6]. HR. Al-Harits bin Abi Usamah dalam Musnadnya, begitu juga diriwayatkan dalam al-Manaarul Muniif, karya Ibnul Qayyim (hal. 147-148), dan al-Haawi fil Fataawaa’, karya as-Suyuthi (II/64).
Ibnul Qayyim berkata, “Ini adalah sanad yang jayyid.”
Dishahihkan oleh ‘Abdul ‘Alim di dalam risalahnya tentang al-Mahdi (hal. 144).
[7]. Sunan Abi Dawud (XI/370).
Al-Albani berkata, “Shahih,” Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (V/70-71, no. 5180).
Lihat Risaalah ‘Abdul ‘Alim fil Mahdi (hal. 202).
Kedua riwayat ini semuanya berporos kepada ‘Ashim bin Abi an-Najwad, dia perawi tsiqah dengan haditsnya yang hasan.
Imam Ahmad mengomentarinya, “Dia seorang yang shalih, dan aku memilih riwayat dari sahabat-sahabatnya,” Abu Hatim mengomentari beliau, “Ia terdaftar dalam catatanku sebagai orang yang jujur, haditsnya shalih, dan dia tidak disebut sebagai orang yang banyak hafal hadits dengan keadaan-nya itu.” Al-‘Uqaili berkata, “Tidak ada apa-apa pada dirinya kecuali hafalannya yang jelek,” ad-Daraquthni berkata, “Di dalam hafalannya ada kelemahan,” adz-Dzahabi berkata, “Beliau tsabit (bagus) dalam membaca (qira-ah), akan tetapi di dalam menyampaikan hadits beliau tidak demikian, beliau perawi jujur namun sering salah, haditsnya hasan.” Dan beliau berkata, “Ahmad dan Abu Zur’ah berkata, ‘Tsiqah,’” dia pun berkata, “Asy-Syaikhani meriwayatkannya, akan tetapi mengguna-kan penyerta yang lainnya, tidak menjadikannya sebagai landasan dan tidak pula diriwayatkan secara menyendiri.” Ibnu Hajar berkata, “Shaduq, beliau memiliki wahm (keragu-raguan), hujjah di dalam qira-ah.”
Lihat Miizaanul I’tidaal (II/357), Taqriibut Tahdziib (I/383), dan ‘Aunul Ma’buud (XI/372).
[4]. Sunan Abi Dawud, kitab al-Mahdi (XI/375, no. 4265), dan Mustadrak al-Hakim (IV/557), beliau berkata, “Hadits ini shahih dengan syarat Muslim, akan tetapi keduanya tidak meriwayatkannya.”
Adz-Dzahabi berkata, “‘Imran (salah satu perawi hadits) lemah, dan Muslim tidak menjadikannya sebagai perawi.”
Al-Mundziri mengomentari sanad Abu Dawud, “Di dalam sanadnya ada ‘Imran al-Qaththan, dia adalah Abul ‘Awam ‘Imran bin Dawir al-Qaththan al-Bashri. Al-Bukhari menjadikannya sebagai penguat, ‘Affan bin Muslim mentsiqatkannya, dan Yahya bin Sa’id al-Qaththan memujinya, sedangkan Yahya bin Ma’in dan an-Nasa-i melemahkannya.” Aunul Ma’buud (XI/375).
Adz-Dzahabi berkata dalam al-Miizaan, “Ahmad berkata, ‘Aku berharap dia sebagai perawi yang haditsnya shalih (baik).’” Abu Dawud berkata, “Lemah.” Miizaanul I’tidaal (III/236).
Ibnu Hajar mengomentarinya, “Shaduq Yuhammu, dan dituduh sebagai orang yang berpola pikir Khawarij.” Taqriibut Tahdziib (II/83).
Ibnul Qayyim mengomentari sanad Abu Dawud, “Jayyid,” al-Manaarul Muniif (hal. 144) tahqiq Syaikh ‘Abdul Fattah Abu Ghuddah.
Al-Albani berkata, “Sanadnya hasan,” Shahiihul Jaami’ (VI/22-23, no. 6616).
[5]. Sunan Abi Dawud (XI/373), dan Sunan Ibni Majah (II/1368).
Al-Albani berkata dalam Shahiihul Jaami’, “Shahih.” (VI/22, no. 6610).
Lihat Risalah ‘Abdul ‘Alim tentang al-Mahdi (hal. 160).
[6]. HR. Al-Harits bin Abi Usamah dalam Musnadnya, begitu juga diriwayatkan dalam al-Manaarul Muniif, karya Ibnul Qayyim (hal. 147-148), dan al-Haawi fil Fataawaa’, karya as-Suyuthi (II/64).
Ibnul Qayyim berkata, “Ini adalah sanad yang jayyid.”
Dishahihkan oleh ‘Abdul ‘Alim di dalam risalahnya tentang al-Mahdi (hal. 144).
[7]. Sunan Abi Dawud (XI/370).
Al-Albani berkata, “Shahih,” Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (V/70-71, no. 5180).
Lihat Risaalah ‘Abdul ‘Alim fil Mahdi (hal. 202).
Kedua riwayat ini semuanya berporos kepada ‘Ashim bin Abi an-Najwad, dia perawi tsiqah dengan haditsnya yang hasan.
Imam Ahmad mengomentarinya, “Dia seorang yang shalih, dan aku memilih riwayat dari sahabat-sahabatnya,” Abu Hatim mengomentari beliau, “Ia terdaftar dalam catatanku sebagai orang yang jujur, haditsnya shalih, dan dia tidak disebut sebagai orang yang banyak hafal hadits dengan keadaan-nya itu.” Al-‘Uqaili berkata, “Tidak ada apa-apa pada dirinya kecuali hafalannya yang jelek,” ad-Daraquthni berkata, “Di dalam hafalannya ada kelemahan,” adz-Dzahabi berkata, “Beliau tsabit (bagus) dalam membaca (qira-ah), akan tetapi di dalam menyampaikan hadits beliau tidak demikian, beliau perawi jujur namun sering salah, haditsnya hasan.” Dan beliau berkata, “Ahmad dan Abu Zur’ah berkata, ‘Tsiqah,’” dia pun berkata, “Asy-Syaikhani meriwayatkannya, akan tetapi mengguna-kan penyerta yang lainnya, tidak menjadikannya sebagai landasan dan tidak pula diriwayatkan secara menyendiri.” Ibnu Hajar berkata, “Shaduq, beliau memiliki wahm (keragu-raguan), hujjah di dalam qira-ah.”
Lihat Miizaanul I’tidaal (II/357), Taqriibut Tahdziib (I/383), dan ‘Aunul Ma’buud (XI/372).
Semoga imam mahdi benar adanya dan satu saat akan membawa umat islam pada kemenangan yang hakiki
ReplyDeletebagus gan, saya jadi tau tentang imam mahdi
ReplyDeleteakan datang saatnya imam mahdi datang untuk menyelamatkan umat manusia
ReplyDeleteRujukan ente banyak juga ya bang, semoga berkah.
ReplyDeleteamiin terus berkunjung teman terima kasih
Delete