Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Penting! Prosedur/Tahapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bagi Guru

Penting! Prosedur/Tahapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bagi Guru

Cariduit-dot – Penelitian Tindakan Kelas merupakan program penelitian yang dilakukan guru dengan objek penelitian adalah siswa. PTK akan membantu guru dalam mencari solusi serta pemecahan masalah yang ditemukan selama proses kegiatan belajar. 

Sebelum melaksanakan PTK, peneliti dalam hal ini guru sebagai subjek peneliti terlebih dahulu harus mengetahui beberapa prosedur atau langkah-langkah pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Ada beberapa tahapan sebelum memulai PTK yaitu: (1) Tahap Perencanaan (2) Tahap Pelaksanaan (3) Tahap Pengamatan, dan (4) Tahap Refleksi. Berikut ini tahapan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas:

A. Pendahuluan
Beberapa pon penting dalam prosedur Penelitian Tindakan Kelas, bahwa guru akan:

  • Memperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk menyusun PTK sesuai dengan prosedur
  • Mendiskusikan tahapan penting PTK
  • Menjelaskan dan menerapkan prosedur Penelitian Tindakan Kelas.

Dengan mengetahui prosedur PTK maka guru akan memiliki kompetensi  bagaimana penerapan Penelitian Tindakan Kelas sekaligus keterampilan untuk menerapkan prosedur yang benar dalam PTK.

B. Uraian dan Contoh

4 (empat) tahapan PTK yaitu:

  1. Perencanaan (planning)
  2. Pelaksanaan (acting)
  3. Pengamatan (observing)
  4. Refleksi (reflecting)

C. Penyusunan Rencana  

Penelitian Tindakan Perencanaan mengacu kepada tindakan mempertimbangkan keadaan dan suasana obyektif dan subyektif. Dalam perencanaan, perlu dipertimbangkan tindakan khusus apa yang dilakukan, apa tujuan. Apa yang dilakukan, yang melakukan siapa, bagaimana melakukannya, hasil yang diharapkan seperti apa.

Selanjutnya disusun gagasan dalam bentuk rencana yang dirinci. Gagasan tersebut diperhalus, hal yang tidak penting dihilangkan, pusatkan perhatian pada hal yang penting dan bermanfaat sebagai upaya perbaikan yang dipikirkan. Perencanaan tersebut didiskusikan dengan guru yang lain.

Berkaitan dengan contoh permasalahan dan tema kepedulian, alternatif perencanaan untuk melaksanakan PTK yaitu menyiapkan rancangan pembelajaran dan LKPD dengan model Problem-Based Learning, mengalokasikan waktu sesuai model Problem Based Learning, menyiapkan pedoman observasi, pedoman penilaian kinerja, menyiapkan tes kompetensi kognitif, menyiapkan tes sikap, meyiapkan format observasi, menyiapkan angket respon siswa.

Langkah awal dalam kegiatan penelitian adalah penyusunan proposal. Proposal mempunyai kedudukan penting karena proposal merupakan gambaran umum tahapan yang akan dilakukan oleh seorang peneliti.

Dengan proposal, peneliti tidak ragu-ragu melakukan tindakanya karena sudah memiliki pedoman. Proposal Penelitian Tindakan Kelas tidak jauh berbeda dengan rancangan proposal penelitian umum. Proposal PTK, memberikan rancangan jelas dan akurat tentang judul, masalah, kajian teori, hipotesis. Pengembangan instrumen, analisis data, teknik peloporan.

Substansi secara umum, sistematika proposal PTK terdiri dari beberapa komponen berikut:
1. Judul
2. Latar belakang masalah
3. Identifikasi masalah
4. Pembatasan dan perumusan masalah
5. Cara pemecahan masalah
6. Tujuan tindakan
7. Manfaat tindakan
8. Krangka konseptual dan hipotesis tindakan
9. Metode penelitian.

Beberapa unsur metode penelitian:
1. Subjek dan objek yang di teliti
2. Rancangan penelitian
3. Instrumen penelitian dan teknik pengumpulan data
4. Analisis data dan realisasi keberhasilan

D. Pengumpulan Data

Jika perencanan yang telah dirumuskan yang cukup matang, maka proses tindakan semata-mata merupakan pelaksanaan perencanaan itu. Namun, kenyataan dalam praktik tidak sesederhana yang dipikirkan. Oleh sebab itu, pelaksanaan tindakan boleh jadi berubah atau dimodifikasi sesuai dilapangan.

Tindakan dapat dilakukan sesuai dengan langkah sebagai berikut. Pertama guru menyajikan permasalahan kepada siswa. Selanjutnya, dia bisa memulai pembelajaran dengan langkah-langkah sesuai dengan model Problem-Based Learning.

Jika perencanaan pelaksanaan asesmen kinerja setiap kali pertemuan, lakukanlah asesmen kinerja tersebut dengan seksama. Hasilnya diberi komentar pada masing-masing konsep yang menjadi materi kinerja para siswa.

Komentar hendaknya menyatakan penilaian kuantitatif. Komentar berikut nilai dikembalikan kepada siswa untuk dibahas pada pertemuan berikutnya. Agar waktunya efisien, maka diadakan identifikasi kesalah pahaman siswa sekaligus dapat dikelompokkan jenis-jenis kesalahpahaman tersebut. Setelah pembahasan tentang hasil asesmen tersebut selesai, mulailah pembelajaran topik baru, dan demikian seterusnya.

Langkah praktis tindakan diuraikan berdasarkan beberapa pertanyaan sebagai berikut.
Pertama kali yang dilakukan apa? Kapan waktunya? Cara melakukannya bagaimana? yang mengambil data siapa?

Pada saat pelaksanaan ini, guru harus memahami peserta didik. Kelas diciptakan sebagai komunitas belajar bukan laboratorium tindakan. Membagi kelas menjadi kelompok kontrol dan treatment harus dihindarkan karena model penelitian ini bukan penelitian eksperimen.

Untuk memperoleh data yang lebih obyektif, guru dapat menggunakan beberapa alat optik atau elektronik, seperti kamera, perekam video, atau perekam suara. Pada setiap kali akan mengakhiri penggalan kegiatan, lakukanlah evaluasi terhadap hal-hal yang telah direncanakan.

Jika observasi berfungsi untuk mengenali kualitas proses tindakan, maka evaluasi berperanan untuk mendeskripsikan hasil tindakan yang secara optimis telah dirumuskan melalui tindakan.
Observasi kelas akan memberi manfaat apabila diikuti diskusi balikan (review discussion).

Manfaat diskusi balikan :

  1. Diberikan oleh observer tidak lebih dari 24 jam
  2. Dilakukan dalam suasana yang mutually supportive dan non-threatening
  3. Berdasarkan rekaman data yang ada.
  4. Diinterpretasikan bersama-sama dengan kolaborator.
  5. Pembahasannya mengacu pada penetapan sasaran serta pengembangan strategi perbaikan.

E. Teknik pemantauan dalam PTK

1. Catatan Anekdot

Catatan anekdot adalah riwayat tertulis, deskriptif, longitudinal tentang apa yang dikatakan atau dilakukan perseorangan dalam kelas Anda dalam suatu jangka waktu.
Deskripsi akurat untuk menghasilkan gambaran umum yang layak untuk penafsiran. Deskripsi tersebut biasanya mencakup konteks dan peristiwa yang terjadi sebelum dan sesudah peristiwa yang gayut dengan persoalan yang diteliti. Metode ini dapat diterapkan pada kelompok dan individu.

2. Catatan Lapangan

Sama dengan catatan anekdot, tetapi mencakup kesan dan penafsiran subjektif. Deskripsi boleh mencakup referensi misalnya pelajaran yang lebih baik, perilaku kurang perhatian, pertengkaran picik, kecerobohan, yang tidak disadari oleh guru.

3. Deskripsi Perilaku Ekologis

Teknik ini mencatat hasil observasi dan pemahaman terhadap urutan perilaku yang lengkap. Penafsiran sikologis dan terminologis harus dikurangi seperti telah disinggung di atas. Contohnya, ketika seorang siswa diamati tertawa terbahak-bahak, peneliti tidak boleh memberi komentar tentang maksud tertawa siswa tersebut.

4. Analisis Dokumen

Gambaran tentang sekolah atau bagian sekolah, kantor atau bagian kantor, dapat dikonstruksi dengan menggunakan berbagai dokumen: surat, memo untuk staf, edaran untuk orangtua atau karyawan, memo guru atau pejabat, papan pengumuman guru, papan pengumuman siswa, pekerjaan siswa yang dipamerkan, tes formal dan informal, publikasi siswa atau karyawan, kebijaksanaan, dan aturan.

5. Catatan Harian

Catatan harian yaitu riwayat pribadi yang dilakukan secara teratur seputar topik yang diminati atau yang diperhatikan. Catatan harian memuat observasi, perasaan, reaksi, penafsiran, refleksi, dugaan, hipotesis, dan penjelasan. Persoalan mungkin berkisar dari riwayat tentang pekerjaan siswa atau karyawan individual sampai pemantauan diri tentang perubahan dalam metode mengajar atau metode pengawasan.

6. Logs

Yaitu catatan harian yang disusun dengan mempertimbangkan alokasi waktu untuk kegiatan tertentu, pengelompokan kelas, dan sebagainya.

7. Kartu Cuplikan Butir

Teknik ini mirip catatan harian tetapi sekitar enam kartu digunakan mencatat kesan sejumlah topik, satu untuk satu kartu. Misalnya: satu set kartu boleh mencakup beberapa topik seperti pendahuluan pelajaran, disiplin, kualitas pekerjaan siswa, efisiensi penilaian, kontak individual dengan siswa, dan perilaku seorang siswa. Kartunya dikocok dan catatan harian dibuat untuk satu topik setiap harinya.

8. Portfolio

Teknik ini untuk membuat koleksi bahan yang disusun dengan tujuan tertentu. Portfolio memuat hal yang berkaitan dengan kemajuan dan perilaku subyek penelitian, kliping korespodensi dan surat kabar berkaitan dengan persoalan di mana lembaga tempat penelitian menjadi pusat perhatian khalayak ramai.

9. Angket

Angket merupakan pertanyaan tertulis yang memerlukan jawaban tertulis. Pertanyaan ada dua macam. a) Terbuka: meminta informasi pendapat dengan kata-kata responden sendiri.
b) Tertutup atau pilihan ganda: meminta responden untuk memilih kalimat atau deskripsi yang paling dekat dengan pendapat, perasan, penilaian, atau posisi mereka.

10. Wawancara

Wawancara ada beberapa macam cara yaitu:
a.    Tak terencana: misalnya, omong-omong informal di antara para pelaku
b.    Terencana tetapi tak terstruktur: Satu atau dua pertanyaan pembukaan dari pewancara,
c.    Terstruktur: Pewancara telah menyusun serentetan pertanyaan yang akan diajukan dan mengendalikan percakapan

11. Metode Sosiometrik

Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah individu-individu disukai atau saling menyukai. Pertanyaan sering dilakukan pada metode ini. Pertanyaan juga berusaha mengungkapkan dengan siapa subyek tertentu tidak suka bekerja sama atau berhubungan.

12. Jadwal dan daftar tilik (checklist) interaksi

Teknik ini boleh berdasarkan waktu, atau peristiwa, yang pencatatannya dilakukan kapan saja peristiwa tertentu terjadi. Misalnya dalam situasi sekolah, kategori jadual dan daftar tilik dapat menunjuk pada:

a.  Perilaku verbal guru: misalnya bertanya, menjelaskan, memberi contoh melafalkan kata atau kalimat

b.  Perilaku verbal siswa: menjawab, bertanya, menyela, berkelakar, mengungkapkan diri, menyanggah, menyetujui. 

c.  Perilaku nonverbal guru: tersenyum, mengerutkan kening, memberi isyarat, menulis, berdiri dekat siswa pandai, duduk dengan siswa lamban. Perilaku nonverbal siswa: menoleh, mondar-mandir, menulis, menggambar, menulis cepat, tertawa, menangis, mengerutkan dahi, mengatupkan bibir.

13. Rekaman pita

Merekam peristiwa seperti pelajaran, rapat diskusi, seminar, lokakarya, dapat menghasilkan banyak informasi. Metode ini berguna bagi kontak satu lawan satu dan kelompok kecil.

14. Rekaman video

Perekam video dapat dioperasikan untuk merekam kegiatan untuk dianalisis kemudian, misalnya kegiatan pembelajaran di kelas. Bila ada asisten yang membantu, lebih banyak perhatian dapat diberikan pada reaksi dan perilaku subyek secara perorangan (guru dan siswa).

15. Foto dan slide

Peneliti dan pengamat boleh menggunakan rekaman fotografik. Karena daya tariknya bagi subyek penelitian, foto dapat diacu dalam wawancara berikutnya dan diskusi tentang data.

16. Penampilan subyek penelitian pada kegiatan penilaian

Teknik ini digunakan untuk menilai prestasi, penguasaan, untuk mendiagnosis kelemahan. Pemilihan teknik pengumpulan data disesuaikan dengan jenis data yang akan dikumpulkan. Pemilihan teknik pengumpulan data hendaknya sesuai cirri khas data yang perlu dikumpulkan.

F. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan harus dianalisis. Analisis bersifat kualitatif. Jika ada data kuantitatif, analisisnya paling banyak menggunakan statistik deskripti. 

Hasil analisis data kualitatif dikonsultasikan dengan makna kualitatif. Misalnya, bagaimana metode demontrasi dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar? Hasil analisis data hendaknya dikonsultasikan dengan makna demonstrasi secara aktual, bukan pikiran guru atau pengamat lainnya. Hasil analisis kuantitaif, selanjutnya dikonsultasikan pada pedoman konversi.

Interval    Kualifikasi
0 – 39,9    Sangat Kurang
40,0 – 54,9    Kurang
55,0 – 69,9    Cukup
70,0 – 84,5    Baik
85,0 – 100    Sangat Baik

Peneliti dapat menetapkan nilai rata-rata minimal 55,0 atau 70,0 tergantung rasional yang dijadikan dasar atau KKM yang ditetapkan oleh guru. Kriteria ketuntasan belajar juga dapat dijadikan kriteria keberhasilan. Misalnya, ketuntasan individual adalah nilai 7,5 pada skala 11 dan ketuntasan klasikal 85%, dan seterusnya

G. Penyusunan Laporan

Pembiayaan yang termasuk dalam bagian ini adalah penyusunan konsep laporan, review konsep laporan, penyusunan konsep laporan akhir.

Post a Comment for "Penting! Prosedur/Tahapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bagi Guru"