Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Teori Belajar Humanistik, Konstruktivistik dan Sosial serta Penerapannya dalam Kegiatan Pembelajaran

Teori Belajar Humanistik, Konstruktivistik dan Teori Belajar Sosial serta Penerapannya dalam Kegiatan Pembelajaran
Pixabay.com

Cariduit-dot -- Dalam proses pembelajaran guru harus memahami dan bisa menerapkan beberapa teori belajar kedalam kegiatan pembelajaran dikelas atau diluar kelas. Ada beberapa macam teori pembelajaran yang sudah populer dan tentunya harus dikuasai guru seperti teori Humanistik, Kontruktivistik dan Sosial. 

Pengertian Belajar Menurut Teori Humanistik

Teori ini berangkat dari aliran humanisme sebagai reaksi dari aliran Behaviorisme. Yaitu berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya (Uni, 2006: 13)

Tujua Utama: Agar pendidik mebantu peserta didik untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu mengenal diri mereka sendiri sebagai mahkuk unik untuk mewujudkan potensi dirinya. Belajar, menurut teori ini beehulu dan bermuara pada siswa sebagai manusia.

B. Teori Belajar Menurut Ahli Humanistik

1. Carl R. Rogers. Beliau kurang menaruh perhatian pada mekanisme proses belajar, tetapi lebih kepada isi yang dipelajarinya, sehingga bealajr dipandang sebagai fungsi keseluruhan pribadi. Roger membedakan 2 (dua) ciri belajar, yaitu: (1) belajar yang bermakna dan (2) belajar yang tidak bermakna. Bermakna melibatkan pikiran dan perasaan peserta didik sedangkan tidak bermakna tidak melibatkan perasaan peserta didik.

Menurut Rogers, peran guru sebagai fasilitator yang berperan aktif:

  • Menciptakan iklim kelas kondusif
  • Membantu memperjelas tujuan pembelajaran
  • Membantu memanfaatkan dorongan dan cita-cita
  • Menyediak sumber belajar
  • Menerima pertanyaan dan pendapat

2. Arthur Combs. Meaning (makana/arti) adalah konsep yang sering digunakan dan belajar itu terjadi apabila berarti bagi individu siswa. Guru tak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka. Siswa yang tak bisa mapel tertentu bukan karena bodoh, tapi karena mereka terpaksa dan tak ada penting harus mempelajarinya.

3. Abrahan Maslow. Masing-masing orang mempunyai perasaan takut, seperti rasa takut untuk berusaha dan berkembang, takut mengambil keputusan, takut membahayakan, disisi lain seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri dan berfungsinya kemampuan. Teori Maslow yang terkenal adalh Hirarki Kebutuhan.

Tingkat kebutuhan seseorang menurut Maslow:

1. Kebutuhan Fisiologis
2. Kebutuhan rasa aman dan keselamatan
3. Kebutuhan diterima dan dicintai
4. Kebutuhan penghargaan
5. Kebutuhan Aktualisasi diri

Dengan teori ini bahwa setiap orang harus berkembang sesuai dengan kemampuannya. Pemaparan tentang kebutuhan Psikologis untuk menumbuhkan, mengembangkan dan menngunakan kemampuan disebut Aktualisasi Diri.

Dengan kata lain, aktualisasi diri merupakan hasrat individu untuk menjadi orang yang sesuai dengan keinginan dan realisasi dari potensi yang dimilikinya.  

Menurut Maslow, bahwa guru dalam mengajar dan mendidik anak harus dapat memberikan pemuasan terhadap keinginan dan kebutuhan anak (need). Ia mengatakan bahwa motivasi dan perhatian belajar anak akan tumbuh jika yang ia pelajari sesuai dengan kebutuhannya (Wasti Sumanto, 1998:138)

Menurut teori Humanisme: belajar harus dimulai dan ditunjukkan untuk kepentingan manusia, yaitu mencapai aktualisasi diri, pemaham diri dan realisasi diri peserta didik yang belajar secara optimal (Bambang Warsita, 2008: 75)

4. PandanganJurgen Habermas terhadap Belajar

Bahwa belajar akan terjadi jika ada interaksi antar individu dan lingkungannya. Lingkungan alam maupun sosial. 3 9tiga) tiep belajar, yaitu: (1) Belajar Tehnis, (2) Belajar Praktis, (3) Belajar Emansipotaris.

a. Belajar Tehnis adalah belajar dimana seorang dapat berinterkasi dengan lingkungan dengan benar

b. Belajar Praktis (Practical Learning) Yaitu seseorang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Lebih menekankan hubungan baik dengan sesama manusia dan lingkungan alam

c. Belajar Emansipatoris (emancipatory learning) Lebih menekankan pada upaya agar seseorangmencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan budaya dan lingkungan sosial.

C. Prinsip Belajar Humanistik

Menurut Roger Roger bahwa prinspi belajar yang paling penting adalah:
1.    Manusia memiliki keinginan alamiah untuk belajar
2.    Belajar lebih bermakna apabila relevan dengan kebutuhan peserta didik
3.    Belajar lebih ditingkatkan dengan mengurangi ancaman dari luar
4.    Belajar secara partisipatif jauh lebih efektif dari belajar pasif
5.    Belajar atas prakarsa sendiri yang melibatkan keseluruhan pribadi
6.    Kebebasan, kratifitas, dan kepercayaaan diri dalam belajar dapat ditingkatkan dengan cara evaluasi

4. Aplikasi Teori Belajar Humanistik dalam Kegiatan Pembelajaran

Menurut R. Agung SP dan lailatul Choir, bahwa strategi yang harus dilakukan guru dalam pemeblajaran humanistik adalah:

1. Merumuskan masalah
2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar
3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatis sendiri
4. Mendorong siswa agar lebih peka
5. Siswa diberi keleluasaan mengemukakan pendapat
6. Guru menerima keadaan masing-masing siswa apa adaya
7. Menawarkan kepada siswa ntuk lebih maju

TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

A. Konsep Belajar menurut Kontruktivisme

Teori ini memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan menemukan keinginan dengan bantuan orang lain.

Dalam teori ini pembelajaran dipresentasikan sebagai konstriktif dimana pelajar membangun ilustrasi internal pengetahuan, interpretasi pengalaman pribadi.

Kontruktivisme memandang bahwa belajar lebih dari sekedar menerima dan memproses informasi yang disampaikan oelh guru maupun teks, tapi lebih mengkonstruksi pengetahuan yang bersifat aktif dan personal (de Kock, Sleegers, dan Voeten, 2004).

A. Proses Mengkonstruksi Pengetahuan

Menurut Von Galserfeld (dalam Paul, S., 1996) bahwa ada beberapa kemampuan yang diperlukan dalam konstruksi pengetahuan, yaitu:

1. Kemmapuan mengingat dan mengungkapkan pengalaman
2. Kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan
3. Kemampuan lebih menyukai suatu pengalaman

B. Proses Belajar menurut Teori Kontruktivisme

Secara konseptual, bahwa proses belajar jika dipandang dari pendekatan konstruktivitis, bukan sebagai perolehan informasi yang berlangsung satau arah dari luar kedaalam siswa, melainkan sebagai pemeberian makan oleh siswa kepada pemngalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada pemutakhiran struktur koginifnya.

Peran Siswa

Menurut pandangan Konstruktivistik, belajar merupakan proses pembentukan pengetahuan dan harus dilakukan oleh siswa. Dia harus aktif melakukan kegiata, berfikir, menyusun konsep dan memberi makna.

Peran Guru 

Guru sebagai kunci dalam interaksi pendidikan dan pengendalian pendidikan yang meliputi:

a. Menumbuhkan Kemandirian
b. Menumbuhkan kemampuan mengambil  keputusan dan bertindak
c. Menydiakan sistem dukungan yang memberikan kemudahan belajar agar siswa mempunyai peluang optimal untuk berlatih

Sarana Belajar
Segala sesuai seperti bahan, media, peralatan lingkungan dan fasilitas lainnya disediakan untuk membantu pembentukan tersebut.

C. Konstruksi Pengetahuan Menurut Lev Vygotsky

Adalah teori belajar yang titik tekan utamanya adalah bagaimana seseorang belajar dengan bantuan orang lain dalam suatu zona keterbatasan dirinya, yaitu Zona Proksimal Developmen atau Zona Perkembangan Proksimal dan Mediasi.

Keguanaan alat berpikir menurut teori Lev:

1.    Membantu memecahkan masalah
2.    Memudahkan dalam melakukan tindakan
3.    Memperluas kemampuan
4.    Melakukan sesuatu sesuai dengan kapasitas alaminya

TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISTIK

1.    Hukum Genetik tentang Perkembangan. Menurut Lev, bahwa perkembanagn seseorang melewati dua tataran, tataran sosial dan psikologis.
2.    Zona Perkembangan Proksimal
3.    Mediasi. Yaitu tanda-tanda yang digunakan sesorang dalam memahmi suatu diluar pemahamannya.

D. Aplikasi Teori Belajar Konstruktivistik dalam Kegiatan Pembelajaran

Implikasi dari penerapan teori belajar Konstruktivistisk adalah:
1. Proses pemeblajaran harus menggunakan pendekatan Student Centered
2. Proses Pembelajaran tidak terlalu berorientasi pada hasil, tetapi lebih pada proses pemahaman siswa
3. Guru harus memberikan kebebasan kepada siswa untuk menggunakan pengalaman dan pemahaman berpikir, sehingga siswa jadi mandiri
4. Guru harus mengembangkan pembelajaran collaborative, sehingga siswa bisa mendapatkan pemahaman dan pengalaman via interkasi sosial
5. Guru menghindari pola pemberian tekanan
6. Guru harus membantu siswa menginternalisasi dan mentranspormasi informasi baru.
7. Guru harus memfasilitasi siswa agar bisa belajar dengan sumber yang tidak terbatas.

Teori Belajar Sosial

A. Konsep belajar menurut Teori Belajar Sosial 

Teori belajar sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku tradisonal (behavioristik) yang dikembangkan oleh Albert Bandura (1986). Salah satu asumsi paling awal yang mendasari teori pembelajaran sosial Bandura adalah manusia cukup fleksibel dan sanggup mempelajari bagaimana kecakapan bersikap maupun berperilaku.

Teori Pembelajaran Sosial menurut Bandura:
 

1. Pembelajaran pada hakikatnya berlangsung melalui proses peniruan
2. Dalam proses imitation atau modeling tersebut, individu dipahami yang memainkan peran
3. Imitation atau modeling adalah jenis pembelajarn perilaku tertentu
4. Dalam Imitation atau modeling terjadi penguatan tidak langsung pada perilaku tertentu.

B. Aplikasi Teori Belajar terhadap Kegiatan

Pembelajaran 24 Berdasarkan konsep belajar yang dikemukakan oleh Albert Bandura di atas, maka ada beberapa implikasi yang harus diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:

1. Guru harus menampilkan contoh perilaku yang baik dan yang buruk dari tokoh-tokoh yang dikenal oleh siswa

2. Karakteristik model perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi efektif tidaknya modeling itu untuk siswa.

3. Observasi merupakan kegiatan pembelajaran yang paling utama dilakukan oleh peserta didik, sehingga penggunaan media pembelajaran yang bisa merangsang panca indera siswa untuk mengamati secara maksimal

4. Mengamati perilaku orang lain lebih penting, dibandingkan dengan yang dialami sendiri. Disini siswa akan lebih mudah mempelajari konsekuansi dari pengalaman orang lain dibanding sendiri.

5. Reinforcement bukanlah syarat yang utama untuk terjadinya proses pembelajaran, paling penting adalah mengamati model yang terus diperkuat.

Kesimpulan

1. Menurut Arthur Combs. Meaning (makana/arti) adalah bahwa belajar itu terjadi apabila berarti bagi individu siswa.

Nah jika melihat konsep diatas, ternyata dilapangan bahkan yang saya rasakan, bahwa masih ada Guru masih memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan dan kemampuan siswanya. Atau mungkin belum mengetahui konsep ini!

2. Masalah psikologi siswa yang sering kali saya sebagai guru kurang begitu mengerti dalam menghadapi keadaan siswa yang sebenarnya sehingga ada miskonsepsi dengan apa yang saya inginkan ketika proses belajar. 

3. Miskonsepsi antara guru dan siswa yang kadang terjadi dilapangan adalah seorang guru masih ada yang belum menerima seutuhnya keadaan siswa terutama dalam proses belajang daring saat ini. Misalkan ada siswa yang tidak mengerjakan tugas karena tidak mempunyai HP, kuota bahkan masalah dari orang tua. Yang akhirnya siswa juga yang menjadi korban. Padahal guru dituntut harus lebih humanistik dalam proses belajar.

Post a Comment for "Teori Belajar Humanistik, Konstruktivistik dan Sosial serta Penerapannya dalam Kegiatan Pembelajaran"