Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Karakteristik Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) Abad 21

Cariduit-dot -- Kamus Bahasa Inggris Longman Dictionary of Contemporary English (https://www.ldoceonline.com/), mengartikan global dengan concerning the whole earth”: sesuatu hal yang berkaitan dengan dunia, internasional, atau seluruh alam jagat raya. Sesuatu hal yang dimaksud di sini dapat berupa masalah, kejadian, kegiatan atau bahkan sikap. Jadi global memiliki pengertian menyeluruh, ketika dunia ini tidak lagi dibatasi oleh batas negara, wilayah, ras, warna kulit dan sebagainya.

Karakteristik Pembelajaran PAI (Pendidikan Agam Islam) Abad 21

A. Istilah Globalisasi

Istilah globalisasi saat ini menjadi sangat populer karena berkaitan dengan gerak pembangunan Indonesia, terutama berkaitan dengan sistem ekonomi terbuka, dan perdagangan bebas. Era globalisasi ditandai dengan adanya persaingan yang semakin tajam, padatnya informasi, kuatnya komunikasi, dan keterbukaan. Ciri globalisasi:

1. Globalisasi perlu didukung oleh kecepatan informasi, kecanggihan teknologi, transportasi dan komunikasi yang diperkuat oleh tatanan organisasi dan manajemen yang tangguh

2. Globalisasi telah melampaui batas tradisional geopolitik. Batas tersebut saat ini harus tunduk pada kekuatan teknologi, ekonomi, sosial politik dan sekaligus mempertemukan tatanan yang sebelumnya sulit dipertemukan.

3. Adanya saling ketergantungan antarnegara.

4. Pendidikan merupakan bagian dari globalisasi. Penyebaran dalam hal gagasan, pembaruan dan inovasi dalam struktur, isi dan metode pendidikan dan pengajaran sudah lama terjadi yang menunjukkan globalisasi. Ini telah lama terjadi melalui literatur, atau kontak antar pakar dan mahasiswa (Lalo 2018)

Globalisasi adalah proses penduniaan, artinya segala aktivitas diperhitungkan untuk kepentingan dunia. Ini disebabkan oleh saat ini tidak ada lagi suatu bangsa yang homogen dan statis. Dampak positifnya akan menyebabkan munculnya masyarakat megakompetisi, di mana setiap orang berlomba untuk berbuat yang terbaik untuk mencapai yang terbaik pula (Tilaar 1998).  

Dalam era globalisasi adalah era mengejar keunggulan  dan kualitas sehingga masyarakat menjadi dinamis, aktif dan kreatif. Namun globalisasi pun akan melahirkan budaya global dan menjadi ancaman budaya local.

Globalisasi secara khusus memasuki tiga arena penting dalam kehidupan manusia yaitu ekonomi, politik dan budaya. Hal yang mendukung oleh kekuatan bisnis dan teknologi sebagai tulang punggung globalisasi. Ketiga arena bidang kehidupan tersebut menempatkan manusia dan lembaga-lembaganya dengan berbagai tantangan, kesempatan dan peluang.

B. Kesadaran Global Guru Abad 21

Sesungguhnya globalisasi sudah terjadi pada saat perintisan kemerdekaan bangsa Indonesia. Dikumandangkannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 sangat mempengaruhi dunia untuk melirik Indonesia.

Pendidikan merupakan salah satu modal untuk terjun ke era globalisasi. Kesadaran global merupakan salah satu yang akan membekali kita dalam memasuki era globalisasi (Suradi 2018, 114–15). Dan Guru pun harus mampu menangkap trend (kecenderungan) globalisasi yang demikian hebat. Kesadaran global membuat kita menjadi guru yang berupaya mempersiapkan diri sebagai guru global. Untuk menjadi guru global kita harus mengetahui istilah lain yaitu pendidikan global.

Teori discovery learning yang dicetuskan oleh Bruner, karena pada dasarnya bila siswa diharuskan menemukan sebuah konsep atau teori dengan cara langsung menalar dari pemahaman contoh yang telah mereka alami dalam kehidupannya, maka siswa akan mengalami kendala karena siswa tidak mengetahui cara kerangka mereka dalam  berpikir

Menurut (Hoops dalam Tetep 2017, 376)  pendidikan global mempunyai tiga tujuan yakni:

  1. Pendidikan global memberikan pengalaman yang mengurangi rasa kedaerahan dan kesukuan.
  2. Pendidikan global memberikan pengalaman yang mempersiapkan siswa untuk mendekatkan diri dengan keragaman global.
  3. Pendidikan global mempersiapkan masa depan siswa dengan memberikan keterampilan analisis dan evaluasi yang luas.

C. Keterampilan global guru abad 21

Siswa perlu diberi informasi tentang keadaan dan sistem global. Disinilah peran pendidikan agama dan karakter bangsa menjadi penting. Karena tanpa bekal pendidikan agama yang cukup dan penanaman karakter bangsa, maka siswa bisa jadi akan kehilangan karakter dan kepribadian baik sebagai muslim atau sebagai warga negara yang baik (good citizen). 

Dan guru pun memerlukan 5 pengetahuan akademik dan terapan, agar dapat menghubungkan pengetahuan dan keterampilan, dapat lebih kreatif dan adaptif, serta mampu mentrasformasikan semua aspek tersebut ke dalam keterampilan yang berharga (Zubaidah 2016, 2–5).  Ada 5 aspek yang harus dikuasai yakni:

1. Guru harus memiliki keterampilan yang mencangkup keterampilan berfikir kritis, kemampuan menyelesaikan masalah, komunikasi dan kolaborasi, kreativitas dan inovasi dan yang terakhir ialah literasi media informasi, komunikasi dan teknologi.

2. Guru harus mempunyai kemampuan menyelesaikan masalah adalah sebuah Keterampilan yang memecahkan masalah mencakup keterampilan lain seperti identifikasi dan kemampuan untuk mencari, memilih, mengevaluasi, mengorganisir, dan mempertimbangkan berbagai alternatif dan menafsirkan informasi. Pemecahan masalah tidak dapat dilepaskan dari keterampilan berpikir kritis karena keterampilan berpikir kritis merupakan keterampilan fundamental dalam memecahkan masalah.

3. Yang ke tiga adalah guru harus bisa berkomunikasi dan berkolaborasi dengan tidak lain guru harus memiliki kemampuan komunikasi mencakup keterampilan dalam menyampaikan pemikiran dengan jelas dan persuasif secara oral maupun tertulis, kemampuan menyampaikan opini dengan kalimat yang jelas, menyampaikan perintah dengan jelas, dan dapat memotivasi orang lain melalui kemampuan berbicara (Abdurrohim 2020).

4. Selanjutnya yang keempat adalah kreativitas dan inovasi yang tidak lain guru harus menguasai Pencapaian kesuksesan profesional dan personal, yang memerlukan keterampilan berinovasi dan semangat berkreasi. Kreativitas dan inovasi akan semakin berkembang jika siswa memiliki kesempatan untuk berpikir divergen.

5. Dan yang terakhir adalah media literasi, komunikasi dan teknologi yakni guru harus bisa menguasai Literasi informasi yang mencakup kemampuan mengakses, mengevaluasi dan menggunakan informasi sangat penting dikuasai pada saat ini.

D. Teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajran

Dijelaskan oleh Smaldino (2008, 7–11) bahwa kegiatan pembelajaran di era digital dilakukan di dalam atau di luar kelas dimana teknologi berbasis komputer merupakan komponen pembelajaran yang mudah diakses dan dapat dipakai untuk menemukan sumber belajar. Perangkat dan koneksi digital memperluas kemampuan siswa dibagi menjadi dua arah yakni interactive tools (media peralatan interaktif) dan interacting with others (berinteraksi dengan orang lain). 

Dijelaskan oleh Saripudin (2015, 3) bahwa teknologi informasi web mengalami perkembangan sangat pesat. Hal ini ditandai dengan munculnya web 1.0 yang bersifat statis dan searah. Kemudian digantikan web 2.0 yang mengedepankan prinsip kolaborasi antar komponen maupun manusia. Oleh karena itu pentingnya dalam mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajran.

E. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran.

Media digital mengembangkan dan meningkatkan kapabilitas guru untuk memenuhi berbagai peran dan tanggungjawabnya yang berhubungan dengan menjadi seorang pendidik.

1. Interactive instruction (pembelajaran intraktif)

Pembelajaran ini menunjukkan bahwa kegiatan seorang guru di era digital berisi presentasi yang kaya akan media interaktif. Presentasi aturan pembelajaran terintegrasi secara baik melalui streaming video dan audio digital dari file berbasis internet. Tampilan media ini berkisar dari klip video pendek yang mendemonstrasikan konsep spesifik hingga video documenter berdurasi panjang.

2. Personal response system (PRS)

Flyn & Russell (2008) mengemukakan bahwa guru dalam pembelajaran berbasis digital menggunakan perangkat digital handlehand, seperti personal response system (PRS) atau biasa disebut sebagai “Clicker.” PRS merupakan sebuah keypad wireless (tanpa kabel) seperti remote TV yang mentransmisikan respon dari siswa.

3. Mobile assessment tools

Weinstein mengemukakan sumber komputasi seluler (mobile computing resources) memungkinkan guru untuk merekam data assessmen siswa secara langsung dalam perangkat seluler (mobile Device) yang mentransfer data ke komputer untuk membuat laporan. Sebagai contoh, perangkat digital seluler digunakan untuk membuat catatan operasional kemampuan membaca siswa SD atau data kinerja siswa yang diobservasi dalam presentasi, eksperimen di laboratorium, atau tugas tulisan tangan siswa

4. Community of practice (komunitas praktik)

Guru di era digital juga berpartisipasi dalam kegiatan community of practice (COP), dimana kelompok guru atau pendidik yang mempunyai tujuan sama dari seluruh penjuru dunia saling berbagi ide dan sumber daya. Interaksi berbasis internet ini memungkinkan guru untuk berkolaborasi maupun bertukar gagasan dan materi. Penggunaan teknologi dan media yang efektif menuntut agar para guru lebih terorganisir dalam menjalankan tugas pembelajarannya. 

Diawali memikirkan tujuan pembelajaran, kemudian mengubah rutinitas kelas sehari-hari sesuai kebutuhan, dan akhirnya mengevaluasi untuk menentukan dampak dari instruksi yang digunakan pada 13 kemampuan mental, perasaan, nilai, interpersonal skill, dan keterampilan motoric siswa.

Post a Comment for "Karakteristik Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) Abad 21"