Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian, Dalil dan Hikmah Iman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT

Pengertian, Dalil dan Hikmah Iman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT
Pixabay.com

Cariduit-dot -- Beriman kepada kitab Allah merupakan bagian dari rukun iman ketiga dalam akidah islam. Seorang muslim yang beriman kepada Allah wajib mengetahui, meyakini dan mengamalkan perilaku beriman kepada kitab-kitab Allah sesuai dengan dali-dalil yang sudah dijelaskan dalam al-Quran atau hadits nabi Muhammad Saw. Terdapat empat kitab Allah yang wajib diketahui yaitu Taurat, Zabur Injil dan Al-Quran. Berikut ini penjelasan lengkapnya.

IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT.

Pengertian Iman Kepada Kitab Allah

Arti Kitab

Kata kita merupakan bentuk Pluralnya Kutub, merupakan bentuk musytaq dari kata kerja “kataba” yang memiliki arti “ dhomma syaiu ba’duhu ila ba’din. Yang dimaksud dengan kitab dalam pembahasan iman kepada Kitab Allah adalah yang mendekati makna aslinya, sehingga iman kepada kitab diartkan iman dengan segala sesuatu yang dikumpulkan (dihimpun ) dalam Kitab yang diturunkan Allah kepada para Nabi-Nya. (al-Juhny, 1433: 8)

Namun terkadang yang dimaksud dengan kitab yaitu segala sesuatu yang diturunkan Allah berupa wahyu kepada utusannya baik dikumpulkan dalam Kitab maupun tidak. (Al-Juhny, 1433)

Iman kepada kitab-kitab Allah swt menjadi landasan bagi agama kita. Karena, dengan mengimani kitab-kitab Allah, selain percaya akan keagungannya, kita juga percaya atas semua perintah, larangan, serta ajarannya yang diturunkan kepada nabi-nabinya.

Cakupan iman kepada kitab Allah swt meliputi empat perkara. Antara lain:

  1. Iman bahwasanya kitab-kitab tersebut turun dari Allah swt.
  2. Iman dengan nama-nama yang kita ketahui dari kitab-kitab tersebut, seperti al-Qur`an yang Allah swt turunkan kepada Muhammad saw, Taurat kepada Musa a.s, Injil kepada Isa a.s, dan lain sebagainya.
  3. Pembenaran terhadap berita-berita yang shahih, seperti berita-berita yang ada dalam Al-Qur’an dan kitab-kitab suci sebelumnya.
  4. Pengamalan terhadap apa -apa yang tidak di-nasakh (dibatalkan) dari kitab-kitab tersebut, menerimanya dan berserah diri dengannya, baik yang diketahui hikmahnya, maupun yang tidak diketahui.”

Baca selengkapnya di artikel "Rangkuman PAI: Iman Kepada Kitab Allah Rukun Iman Ketiga & Dalilnya", https://tirto.id/gisT

Menurut Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jaza'iri dalam Kitab Minhajul Muslim mengatakan, iman kepada kitab Allah berarti seorang muslim meyakini bahwa semua itu adalah firman Allah SWT (Kalamullah). Kitab-kitab tersebut diturunkan kepada RasulNya, agar dengan wahyu tersebut mereka mengajarkan syariat dan agama Allah kepada manusia.

Percaya dengan kitab Allah SWT berarti kita perlu mengamalkannya apa yang ada di dalam kitab suci tersebut. Umat Islam harus berpegang teguh kepada Al-qur'an dan menjalankan segala sesuatu sesuai dengan pedoman Al-qur'an

Sebagaimana dikutip dalam buku 'Pengantar Ilmu Tauhid' oleh A. Muzammil Alfan Nasrullah, M.Ag yang dimaksud iman kepada kitab-kitab Allah SWT adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada rasul-rasul-Nya untuk disampaikan kepada umatnya sebagai pedoman hidup bagi umat Islam untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. https://news.detik.com

Beberapa gaya bahasa Al-Qur’an dalam menjelaskan kitab-kitab Allah seperti:

Allah menyebut dengan Al-Kutub, (maknanya telah kita bahas di atas) seperti di dalam QS. Al-Baqarah [2]:285 berikut

Allah SWT Menyebutnya juga dengan Al-Kitab, yang memiliki arti sama dengan kutub, Al-Baqarah [2]:189.

“tetapi kebajikan adalah (kebajikan) orang yang bertakwa. Masukilah rumahrumah dari pintu-pintunya, dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung. Al-Baqarah [2]:189

Disebut juga “Az-Zubur” dan zabur. Az-Zubur merupakan bentuk plural dari kata zabur, seperti dalam QS. As-Syu’ara ayat 196

“dan Sesungguhnya Al Quran itu benar-benar (tersebut) dalam Kitab-Kitab orang yang dahulu”

Disebut dengan “Suhuf” sebagaimana Firman Allah dalam QS. Thāhā ayat 133

dan mereka berkata: "Mengapa ia tidak membawa bukti kepada Kami dari Tuhannya?" dan Apakah belum datang kepada mereka bukti yang nyata dari apa yang tersebut di dalam Kitab-Kitab yang dahulu?

4 (empat) Kitab Allah yang Wajib diketahui

Iman kepada kitab-kitab Allah berarti kita harus yakin dan percaya sepenuh hati tentang adanya kitab Allah yang diturunkan kepada umat manusia lewat para Rasul. Ada 4 kitab yang wajib kita percayai, yakni:

1. Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s.
2. Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s.
3. Injil yang diturunkan kepada Nabi Musa.
4. Qur’an yang diturunkan kepada umat manusia melalui Nabi Muhammad saw.

Berikut ini dali-dalil tentang diturunkannya Kitab-kitab Allah kepada para Nabi dan Rasul. Sebagaiman Firman Allah QS Ali Imran ayat 2-3:

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُۗ - ٢

نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَاَنْزَلَ التَّوْرٰىةَ وَالْاِنْجِيْلَۙ - ٣


Allah, tidak ada Tuhan selain Dia; Yang Maha hidup Yang terus menerus mengurus makhluk-Nya. Dia menurunkan kitab al-Qur’an kepadamu Muhammad, yang mengandung kebenaran, membenarkan kitab-kitab sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil. (QS Ali Imran: 2-3)

Al-Quran meruapak kitab suci yang diturunkan paling akhir setelah kitab-kitab sebelumnya. Ini artinya, semua permasalahan terkait kehidupan manusia sebenarnya bisa dipecahkan dengan mempelajari makna-makna ayat-ayat al-Quran secara mendalam.

Pengertian Al-Quran

Menurut bahasa Al-Qur’an berarti bacaan.

Al-Lihyani (wafat 355 H) dan kebanyakan ulama mengatakan bahwa kata Al Qur’an itu adalah lafal mashdar yang semakna dengan lafal qiraa’atan, ikut wazan fu’lana yang diambil dari lafal: Qira’a-yaqra’u-qiraa’atan dan seperti lafal: Syakara-syukraana dan Ghafara-Ghufraana dengan arti kumpul atau menjadi satu. Sebab, huruf-huruf dan lafal-lafal ada kalimat Al Qur’an yang terkumpul menjadi satu dalam mushhaf. Dengan demikian, kata Qur’an berupa Mahmuz yang hamzahnya asli dan “nun”nya zaidah (tambahan). Contohnya seperti dalam ayat 17-18 surat Al Qiyamah (http://eprints.walisongo.ac.id)

Al-quran Menurut Istilah

Adapun pengertian Al-Quran menurut istilah firman Allah yang diwahyuan kepada Nabi Muhammad saw, dengan perantaran Malaikat Jibril sebagai pedoman hidup manusia.

Ulama Ushuliyyin, fuqaha dan Ulama Ahli Bahasa, berpendapat bahwa Al Qur’an adalah Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW mulai awal dari Al-Fatihah sampai akhir surat An-Nas. Di antara mereka ada yang memberikan definisi Al Qur’an dengan singkat dan padat, yang hanya dengan menyebutkan satu atau dua identitasnya saja, seperti: “Al Qur’an adalah Kalam yang dirutunkan kepada Nabi” Dan “Al Qur’an adalah lafal yang diturunkan kepada Nabi dari awal Surat Al Fatihah sampai surat An Nas.” (http://eprints.walisongo.ac.id)

Dr. A. Yusuf Al-Qasim memberikan definisi Al Qur’an secara panjang lebar dengan menyebutkan identitasnya: “Al Qur’an ialah Kalam mu’jiz yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang tertulis dalam mushhaf yang diriwayatkan dengan mutawatir, membacanya adalah ibadah”

Peristiwa turunnya al-Qur’an atau wahyu yang pertama disebut Nuzulul Qur’an. Peristiwa itu terjadi pada malam 17 ramadhan tahun ke-40 dari kelahian Nabi Muhammad atau bertepatan dengan 6 Agustus 610 M. Wahyu pertama turun melalui Malaikat Jibril di Gua Hira yang terletak di Jabal Nur, kota Makkah yaitu surat al-‘Alaq ayat 1-5.

Masa/Periode Diturunkannya Al-Quran


Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur selama 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari. Dalam kitab al-Qur’an terdapat 6236 ayat yang terhimpun dalam 114 surat dan 30 juz yang biasanya dibagi ke dalam surat makiyah dan madaniyah. Surat makiyah adalah surat yang turun sebelum Nabi Muhammad saw hijrah ke madinah, sedangkan madaniyah adalah surat yang turun setelah Nabi Muhammad saw melakukan hijrah ke Madinah. (Farichi, 2005: 28)

Wahyu Terakhir

Wahyu yang terakhir diturunkan adalah ketika nabi Muhammad saw sedang melaksanakan haji wada’, yakni ayat ke 3 surat al-Maidah:

اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ

…pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agama kamu dan telah Ku-cukupkan kepada mu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridoi Islam itu menjadi agama bagimu”

Hukum Iman Kepada Kitab Allah


Hukum beriman kepada Kitab Allah adalah Wajib, artinya jika sesorang tak percaya kitab-kitab Allah, maka bisa merusak keimanan. Dasar dasar iman kepada kitab Allah dapat kita pahami dari firman Allah dalam al-Qur’an dengan beberapa bentuknya, antara lain:

1.  Allah mengabarkan Bahwa Allah telah menurunkan Kitab kepada Utusan-Nya. QS. Al-Baqarah (2): 213

كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ - ٢١٣

“Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), Maka Allah mengutus Para Nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, Yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus”

2. Perintah langsung agar beriman kepada Kitab Allah, QS. An-Nisa (4): 136

3. Allah memberitahukan bahwa iman kepada Kitab Allah adalah kebaikan QS. AlBaqarah (2): 177

4. Allah memberitahukan bahwa Nabi dan Orang mukmin beriman kepada Kitab Allah. QS. Al-Baqarah (2): 285

5. Allah menegaskan bahwa inkar kepada Kitab adalah kesesatan yang nyata QS. An-Nisa (4): 136:

“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya”

6. Allah mengabarkan balasan bagi orang yang mendustakan kitab-kitabNya, misalnya pada QS. Al-Baqarah: 39

“Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya

Hikmah Diturunkanya Al-Kitab:

1.    Menjadi Hujjah bagi seluruh Makhluk
2.    Menunjukkan kembali kepada Tauhid bila menyimpang darinya
3.    Menghukumi dengan dengan adil berdasar apa yang ada dalam Al-Kitab
4.    Meneguhkan dan bukti kebenaran Risalah.

Implikasi Iman Kepada Kitab Allah SWT

Implikasi Iman kepada Kitab Allah dalam kehidupan manusia sehari-hari adalah bahwa seorang mukmin yang beriman dan meyakini kebenaran kitab Allah hendaknya pada diri mereka ada dua hal:

1. Mengamalkan apa yang ada dalam Kitab Allah. Pengamalan ini meliputi empat hal:

  • Menjalankan perintah yang ada di dalamnya,
  • Menjauhi larangan, 
  • Berakhlak dengan akhlak nyang ada didalamnya (mengamalkan)
  • Menyeru adan mengajak untuk mempelajarinya.

2. Mengagungkanya. seperti; “khusyu”, “khudu’” dan “Buka’” (menangis) ketika membaca dan mendengarkannya

Bagaimana keyakinan seorang muslim terhadap kitab Taurat dan Injil yang ada sekarang?


Sebagaimana menjadi keyakinan umat Islam dan dijelaskan pula dalam al-Qur’an bahwa orang Yahudi dan Nashrani telah merubah sebagian dari isi Taurat dan Injil. Seperti dalam QS. An-Nisa’ (4): 46:

… Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata: "Kami mendengar", tetapi kami tidak mau menurutinya. Dan (mereka mengatakan pula): "Dengarlah" sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan (mereka mengatakan): "Raa'ina", dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan: "Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami", tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis”

Sebagaimana firman Allah QS. Al-Baqarah (2): 79:

فَوَيْلٌ لِّلَّذِيْنَ يَكْتُبُوْنَ الْكِتٰبَ بِاَيْدِيْهِمْ ثُمَّ يَقُوْلُوْنَ هٰذَا مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ لِيَشْتَرُوْا بِهٖ ثَمَنًا قَلِيْلًا ۗفَوَيْلٌ لَّهُمْ مِّمَّا كَتَبَتْ اَيْدِيْهِمْ وَوَيْلٌ لَّهُمْ مِّمَّا يَكْسِبُوْنَ


“Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan”

Kesimpulan

Sebagaimana penjelasan ayat diatas bisa kita ambil kesimpulan bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani telah melakukan perubahan dalam Taurat dan Injil, namun dalam al- Qur’an tidak dijelaskan dimana perubahannya.

Menaggapi hal tersebut, bagaimana sikap kita terhadap mereka?

Maka sikap kita adalah sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah dalam menanggapi perkataan orang Yahudi dan Nasrani, yaitu tidak membenarkan dan tidak mendustakan tetapi mengatakan “Aku beriman kepada Allah dan Apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada kalian”

Sebagaimana hadist Rasulullah Saw:

Rasulullah saw. Bersabda: jangan membenarkan ahli kitab dan jangan mendustakannya dan ucapkanlah: Kami beriman kepada Allah dan apa (Kitab) yang diturunkan kepada kami dan apa (kitab) yang diturunkan kepada kalian, dan tuhan kami dan tuhan kalian satu, dan kami kepadanya berserah diri (HR. Bukhari).

Itulah bentuk kehati-hatian untuk menjaga keimanan kita, sehingga seandainya yang disampaikan oleh ahlul kitab dati kitab mereka itu benar sebagaimana yang diturunkan Allah kita tidak mendustakannya, dan sebaliknya jika salah dan tidak sesuai dengan yang diturunkan Allah maka kita tidak termasuk membenarkannya

Post a Comment for "Pengertian, Dalil dan Hikmah Iman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT"