Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perkembangan Fisik dan Fsikomotorik Peserta Didik (Karakteristik, Faktor dan Implikasi)

Perkembangan Fisik dan Fsikomotorik Peserta Didik (Karakteristik, Faktor dan Implikasi)
Pixabay.com

Cariduit-dot --  Perkembangan fisik dan fsikomotorik setiap anak atau peserta didik berbeda-beda tergantung faktor yang mempengaruhinya, baik dari lingkungan keluarga, teman, sekolah dan di masyarakat. Lebih lengkapnya berikut ini penjelasan perkembangan fisik dan fsikomotorik peserta didik ditinjau darai karakteristiknya, faktor-faktor yang mempengaruhinya dan implikasi itu sendiri.

A. Pengertian Perkembangan Fisik dan Psikomotorik Peserta Didik

Perkembangan adalah bertambahnya skill dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dengan pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Sebagiman kita ketahui bahwa Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat mengagumkan. Semua organ tersebut terbentuk pada periode pranatal atau dalam kandungan.

Pengertian Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik atau yang disebut dengan pertumbuhan biologis (biological growth) merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan individu, yang meliputi beberapa perubahan dalam tubuh seperti pertumbuhan otak, hormon, dan beberapa perubahan dalam cara individu dalam menggunakan tubuhnya, seperti perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan seksual, disertai perubahan dalam kemampuan fisik, seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan dan lainnya.

4 (empat) Aspek Perkembangan Fisik Individu

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kuhlen dan Thomphson (dalam Hurlock 2012) bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu:

  1. Sistem syaraf. Sistem syaraf ini sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi.
  2. Otot-otot, Yaitu mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik.
  3. Kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola tingkah laku baru, seperti pada usia remaja timbulnya perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri dari lawan jenis.
  4. Struktur fisik atau tubuh, yang meliputi tinggi, berat dan proporsi.

Pengertian Perkembangan Psikomotorik

Yang dimaksud Perkembangan psikomotor adalah perkembangan mengontrol beberapa gerakan tubuh yang terkoordinasi antara saraf pusat dan otot. Dimulai dengan gerakan kasar yang melibatkan bagian besar dari tubuh, seperti duduk, berjalan, berlari, meloncat, dan lain-lain. Kemudian dilanjutkan dengan koordinasi gerakan halus, seperti meraih, memegang, melempar, dan sebagainya yang keduanya diperlukan dalam kehidupan sehari-hari sebagai suatu yang wajar. Hal tersebut dilakukan secara otomatis, sehingga perkembangannya kurang diperhatikan. Pencapaian kemampuan tersebut mengarah pada pembentukan keterampilan.

Perkembangan psikomotorik merupakan perkembangan terkait dengan perilaku motorik (koordinasi fungsional neuromuscular system) dan fungsi psikis (kognitif, afektif dan konatit). Dua prinsip perkembangan utama yang tampak dalam semua bentuk perilaku psikomotorik ialah bahwa perkembangan itu berlangsung dari yang sederhana kepada yang kompleks, dan dari yang kasar dan global (grass bodily movements) kepada yang harus dan spesifik tetapi terkoordinasikan (finely coordinated movements). (http://weloveblitar.blogspot.com)

Sebagaimana sudah dijelaskan diatas bahwa Keterampilan motorik dibagi menjadi dua jenis, yaitu (1) Keterampilan motorik halus, seperti keterampilan kecekatan jari, menulis, menggambar, menangkap bola dan lainnya. (2) Keterampilan motorik kasar, yaitu kegiatan-kegiatan otot seperti berjalan, berlari, naik dan turun tangga, melompat dan lainnya. Perkembangan keterampilan motorik merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan pribadi secara keseluruhan.

Sebagaimana dikutip dari bni-life.co.id artikel tentang bedanya motorik halus dan kasar, bahwa Perkembangan Motorik adalah proses perkembangan gerak pada anak. Umumnya, gerakan tersebut didasari oleh kematangan fisik dan saraf anak. Lalu apa perbedaan motorik halus dan motorik kasar?

Perkembangan motorik halus merupakan perkembangan gerak yang meliputi otot kecil dengan koordinasi mata-tangan. Contohnya: menggambar, menulis, mengetik, memotong, menyusun puzzle atau memasukan balok sesuai bentuknya. Sedangkan perkembangan motorik kasar secara alami terbentuk sesuai kematangan fisik si kecil dan lingkungan sekitar.

Perkembangan Fisik-Motorik pada Peserta Didik


Pada perkembangan peserta didik, perkembangan fisik-motorik memegang peranan sangat penting sebab proses tumbuh kembang anak akan mempengaruhi kehidupan mereka pada masa mendatang dan juga mempengaruhi aspek perkembangan yang lainnya, seperti perkembangan kognitif, sosial, dan emosi. Ingatkah dengan istilah pribahasa yang sangat populer dan sering kita dengar! Bahwa “Didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”. Bagi peserta didik yang sudah menginjak usia remaja, pertumbuhan dan perkembangan fisik yang optimal, secara langsung akan mampu mempengaruhi keterampilan anak dalam bergerak.

B. Karakteristik Perkembangan Fisik dan Psikomotorik Peserta Didik

Perubahan Fisik Laki-laki dan Perempuan

Terdapat perbedaan gambaran perubahan fisik berdasarkan jenis kelaminnya antara laki-laki dan perempuan (Artaria 2010; Ridlwan 2019). Gambaran perubahan pada anak perempuan berupa: pertumbuhan tulang (ditandai dengan badan menjadi tinggi, beberapa anggota badan menjadi panjang), pertumbuhan payudara, tumbuh bulu halus berwarna gelap di kemaluan, perkembangan ketinggian badan mencapai maksimum setiap tahunnya, bulu kemaluan menjadi keriting, keluar darah haid, serta tumbuh bulu-bulu ketiak.

Adapun perubahan pada laki-laki seperti: pertumbuhan tulang-tulang, testis membesar, tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus, dan berwarna gelap, perubahan suara, ejakulasi, bulu kemaluan menjadi keriting, pertumbuhan tinggi badan setiap tahun mencapai tingkat maksimum, tumbuh rambut-rambut halus di wajah, tumbuh bulu ketiak, perubahan suara, rambut-rambut diwajah bertambah tebal dan gelap, dan tumbuh bulu di dada. Selain perbedaan pada jenis kelamin, setiap fase perkembangan memiliki karakteristik yang berbeda-beda mulai dari bayi sampai dewasa.

Karakteristik perkembangan fisik peserta didik berdasarkan rentang usia

1. Perkembangan fisik masa kanak-kanak usia 0-5 tahun. Perkembangan usia ini ditandai dengan melakukan macam-macam gerakan dasar yang semakin baik, seperti berjalan, berlari, melompat dan meloncat, berjingkrak, melempar, menangkap, yang berhubungan dengan kekuatan yang lebih besar sebagai akibat pertumbuhan jaringan otot lebih besar. Selain itu perkembangan juga ditandai dengan pertumbuhan panjang kaki dan tangan secara proporsional (seimbang). Perkembagan fisik pada masa anak juga ditandai dengan koordinasi gerak dan keseimbangan berkembang dengan baik (Rahman 2009, 50).

2. Perkembangan fisik anak usia 5-11 tahun. Perkembangan waktu reaksi usia ini lebih lambat dibanding masa kanak-kanak, koordinasi mata berkembang dengan baik, masih belum mengembangkan otot-otot kecil, kesehatan relatif tidak stabil, mudah sakit, rentan dan daya tahan kurang (Istiqomah 2019).

3. Perkembangan fisik anak Usia 8-9 tahun. Pada masa ini terjadi perbaikan koordinasi tubuh, ketahanan tubuh bertambah, anak laki laki cenderung aktifitas ada kontak fisik seperti berkelahi dan bergulat, koordinasi mata dan tangan lebih baik, sistim peredaran darah masih belum kuat, koordinasi otot dan syaraf masih kurang baik. Dari segi psiologi anak wanita lebih maju satu tahun dari lelaki.

4. Perkembangan fisik Anak Usia 10-11 tahun. Dari segi kekuatan, anak laki laki lebih kuat ketimbang wanita, kenaikan tekanan darah dan metabolisme yang tajam. Wanita mulai mengalami kematangan seksual (12 tahun). Lelaki hanya 5% yang mencapai kematangan seksual.

5. Perkembangan fisik pada masa remaja. Perkembangan fisik paling menonjol di usia remaja yaitu kekuatan, ketahanan, dan organ seksual. Karakteristik lainnya ditandai dengan pertumbuhan berat dan tinggi badan yang cepat, pertumbuhan tanda seksual primer (kelenjar-kelenjar dan alat-alat kelamin) maupun tanda seksual sekunder (tumbuh payudara, haid, kumis, mimpi basah, dan lainnya), timbulnya hasrat seksual yang tinggi (masa puberitas).

6. Perkembangan fisik pada masa dewasa Kemampuan fisik setiap individu pada masa dewasa sangat bervariasi seiring dengan pertumbuhan fisik. Laki-laki cenderung lebih baik kemampuan fisiknya dan gerakannya lebih terampil. Pertumbuhan ukuran tubuh yang proposional memberikan kemampuan fisik yang kuat. Pada masa dewasa pertumbuhan mecapai titik maksimal. Pada masa ini pertumbuhan fisik mulai terhenti.

Karakteristik Perkembangan Psikomotorik Peserta Didik

Karakteristik perkembangan psikomotorik juga mengalami perbedaan setiap tahun atau fase perkembangan (Hidayat and Nur 2018). Berikut ini perkembangannya:

  1. Perkembangan psikomotorik pada masa anak usia 3 tahun. Cirinya seperti, tidak dapat berhenti dan berputar secara tiba-tiba atau secara cepat, dapat melompat 15-24 inchi, dapat menaiki tangga tanpa bantuan, dengan berganti kaki, dapat berjingkrak.
  2. Perkembangan psikomotorik pada masa anak usia 4 tahun, yaitu Lebih efektif mengontrol gerakan berhenti, memulai, dan berputar, dapat melompat 24-33 inchi, dapat menuruni tangga, dengan berganti kaki, dengan bantuan, dapat melakukan jingkrak 4 sampai 6 langkah dengan satu kaki.
  3. Perkembangan psikomotorik pada masa anak usia 5 tahun. Seperti melakukan gerakan start, berputar, atau berhenti secara efektif, dapat melompat 28-36 inchi, dapat menuruni tangga tanpa bantuan, berganti kaki, dapat melakukan jingkrak dengan sangat mudah.
  4. Perkembangan psikomotorik pada masa anak usia 6-12 tahun. Pada masa anak, perkembangan keterampilan diklasifikasikan menjadi empat kategori: (1) Keterampilan menolong diri sendiri, seperti: makan sendiri, mandi, berpakain sendiri dan lebih mandiri, (2) Keterampilan menolong orang lain, seperti: membersihkan tempat tidur, membersihkan debu dan menyapu, (3) Keterampilan sekolah, seperti: mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menulis, menggambar, melukis, menari, bernyayi, dan lainnya (4) Keterampilan bermain, seperti: anak belajar melempar dan menangkap bola, naik sepeda, dan berenang.
  5. Perkembangan Psikomotorik Pada Remaja. Pada masa ini, laki-laki mengalami perkembangan psikomotorik yang lebih pesat dibanding perempuan. Kemampuan psikomotorik laki laki cenderung terus meningkat dalam hal kekuatan, kelincahan, dan daya tahan. Secara umum, perkembangan psikomotorik pada perempuan terhenti setelah mengalami menstruasi. Oleh karena itu, kemampuan psikomotorik laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan.
  6. Karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa dewasa. Keterampilan pada usia dewasa ini dmasih dapat ditingkatkan. Puncak dari perkembangan psikomotorik terjadi pada masa ini, dikembangkan melalui latihan yang teratur dan terprogram, keterampilan yang maksimal akan dapat ditingkatkan dan dipertahankan. Karakteristik perkembangan psikomotorik ditandai dengan peningkatan keterampilan bidang tertentu. Semua sistem gerak dan koordinasi dapat berjalan dengan baik.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik dan Psikomotorik

Yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik:

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan fisik peserta didik (Samio 2018, 36–37), yaitu:

  1. Faktor Keluarga. Seperti keturunan maupun faktor lingkungan.
  2. Gizi. Peserta didik mendapatkan asupan gizi yang cukup biasanya tubuhnya lebih tinggi dan sedikit cepat mencapai remaja dibandingkan dengan mereka yang kurang mendapatkan asupan gizi.
  3. Gangguan emosional, contohnya peserta didik sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan, dan ini akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan kelenjar pituitari.
  4. Jenis kelamin, contohnya peserta didik laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat daripada peserta didik perempuan.
  5. Status sosial ekonomi, peserta didik dengan status sosial ekonomi rendah cenderung lebih kecil daripada anak yang berasal dari keluarga yang status sosial ekonominya tinggi.
  6. Kesehatan, peserta didik yang sehat dan jarang sakit, biasanya akan memiliki tubuh yang lebih berat daripada anak yang sering sakit.
  7. Pengaruh bentuk tubuh bangun/bentuk tubuh, apakah mesamorf, ektomorf, atau endomorf, akan mempengaruhi besar kecilnya tubuh peserta didik.
  8. Pertumbuhan dan perkembangan sistem syaraf (nervous system). Pertumbuhan syaraf dan perkembangan kemampuan peserta didik membuat intelegensi (kecerdasan) meningkat dan mendorong timbulnya tingkah laku baru. Jika sistem syarafnya baik, semakin baik dan beraneka ragam pula tingkah laku yang dimilikinya. Organ sisten syaraf apabila rusak dapat tumbuh lagi.
  9. Pertumbuhan otot-otot. Peningkatan tonus (tegangan otot) peserta didik dapat menimbulkan perubahan aneka ragam kemampuan dan kekuatan jasmaninya. Perubahan ini sangat jelas pada siswa yang sehat dari tahun ke tahun semakin banyak terlibat dalam permainan. Peningkatan dan pengembangan keterampilan peserta didik bergantung pada kualitas pusat sistem syaraf dalam otaknya.
  10. Perkembangan dan perubahan fungsi kelanjar endokrin (endocrine glands). Berubahnya fungsi kelenjar-kelenjar endokrin seperti adrenal (kelenjar endokrin yang meliputi bagian atas ginjal dan memroduksi bermacam-macam hormon termasuk hormon seks), dan kelenjar pituitary (kelenjar di bawah bagian otak yang memproduksi dan mengatur berbagai hormon termasuk hormon pengembang indung telur dan sperma). Perubahan fungsi kelenjar endokrin mengakibatkan berubahnya pola sikap dan tingkah laku peserta didik terhadap lawan jenisnya. Perubahan ini dapat berupa seringnya melakukan kerja sama dalam belajar atau berolahraga, berubahnya gaya dandanan atau penampilan, Perubahan pola perilaku seperti menarik perhatian lawan jenis. Dalam hal ini, orangtua dan guru bersikap antisipatif terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan perilaku seksual yang tidak dikehendaki.
  11. Perubahan struktur jasmani. Semakin meningkat usia peserta didik, maka semakin meningkat pula ukuran tinggi dan bobot serta proporsi tubuhnya. Pengaruh perubahan fisik peserta didik juga tampak pada sikap dan perilakunya terhadap orang lain, karena perubahan fisik itu sendiri merupakan konsep diri (self-concept) peserta didik tersebut.


Yang Mempengaruhi Faktor Fsikomotorik

Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan psikomotorik, baik yang menghambat dan mendukung peningkatan potensi psikomotorik peserta didik (Samio 2018, 36–17) sebagai berkut:

1. Faktor pola asuh orang tua. Contohnya pola asuh otoriter orang tua atau terlalu memaksa, dapat menghambat perkembangan psikomotorik. Alasannya, karena karakteristik seorang anak sangat sensitif. Apabila orang tua memaksakan peningkatan potensi perkembangan psikomotorik anak, malah menyebabkan gangguan mental.  Biasanya anak akan merasa canggung, merasa serba salah tidak percaya pada diri sendiri dan merasa tertekan. 

2. Gen dari orang tua. Gen dari orang tua juga bisa menjadi penghambat dalam upaya meningkatkan kemampuan psikomotorik anak, apabila orang tua mempunyai pembawaan sifat gen yang unggul maka perkembangan psikomotorik peserta didik akan lancar, begitu pun sebaliknya.

3. Pengaruh lingkungan. Pengaruh lingkungan ini biasa berasal dari keluarga, sekolah maupun lingkungan bermain.

4. Interior ruang belajar. Ternyata lingkungan fisik juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan fsikomorik peserta didik. Itu artinya bahwa kebiasaan mental dan sikap perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh lingkungan fisiknya. Adapun lingkungan fisik seperti berupa kondisi fisik hunian (bangunan), ruang (interior) beserta segala perabotnya, dan sebagainya.

Sebagaiman pendapat Abdurrahman Saleh Abdullah (Arif 2002) bahwa tujuan pendidikan Islam dibagun atas tiga komponen dasar manusia, yaitu: tubuh, ruh dan akal Ketiga komponen tersebut harus dijaga. Sebagaimana Rasulullah saw bersabda dalam hadits Muslim:

الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ

Artinya: “orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah” al-hadits (HR. Imam Muslim). https://bekalislam.firanda.com

D. Implikasi Perkembangan Fisik dan Psikomotorik Peserta Didik Dalam Pembelajaran.


Dalam membantu perkembangan fisik dan psikomotorik peserta didik tak terlepas dari peran guru. Peran guru sangat penting dalam membantu peserta didik untuk mengotimalkan perkembangan fisik dan psikomotoriknya (Sugiartini 2014; Khulusinniyah 2019). Begitu sentralnya peran guru dalam pembelajaran sehingga muncul kesepakatan bahwa guru adalah pahlawan bangsa (Rusmin 2019; Rapi 2012).

Guru juga sebagai penyampai kebenaran dan pengetahuan yang bersifat ilahiyah. Selain itu, guru sangat berkontribusi dalam pembentukan karakter peserta didik (Siahaan 2006).

Bahkan Rasulullah Saw bersabda dalam haditsnya:

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُنْ عَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّمًا أَوْ مُسْتَمِعًا أَوْ مُحِبًّا وَلَا تَكُنْ خَامِسًا فَتَهْلِكَ (رواه بيهقى)

Artinya: “jadilah engkau seorang guru atau pelajar atau pendengar atau pecinta dan janganlah kamu menjadi orang yang kelima sehingga kamu rusak”. (HR. Baihaqi) – PesanHikmah --

Nah, orang yang kelima yang dimaksud yaitu, tidak jadi guru, murid, pendengar, juga tidak menjadi pecinta ilmu.

Dalam Hadist nabi yang lain “Bukan ummatku barang siapa yang tidak memuliakan orang yang lebih tua, tidak kasih pada orang yang lebih muda, dan tidak menunaikan hak guru-guru”. (H.R. Ahmad). Rasulullah juga bersabda “Belajarlah ilmu, belajarlah ilmu untuk ilmu dan tunduk dan patuhlah pada orang yang kamu belajar ilmu dari mereka” (H.R. At-Tabrani)

Lalu karakter apa yang harus dimiliki seorang Guru?

Ada beberapa karakter yang sudah jadi rumusan kompetensi yang harus dimiliki profesi guru. Rumusan kompetensi guru yang dikembangkan di Indonesia sudah tertuang dalam Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik (Nurajijah 2018), kompetensi kepribadian (Nimah 2014; Maarif 2017), kompetensi sosial (Endang 2017), dan kompetensi profesional (Susanti 2021) yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Dengan memahami karakteristik perkembangan fisik dan psikomotorik peserta didik, maka guru mampu mengkondisikan pemeblajaran dengan mempertimbangkan karakter fisik dan psikomotorik peserta didik dengan cara:

  1. Guru lebih memahami perbedaan individu anak, khususnya karakteristik fisik. Misalnya anak yang tinggi dan pendek, gemuk dan kurus, semua harus mendapat tempat yang sama di hati guru.
  2. Orang tua dan peserta didik harus selalu diingatkan tentang pentingnya makanan bergizi untuk pertumbuhan fisik peserta didik, khususnya makanan empat sehat lima sempurna.
  3. Media pembelajaran yang digunakan harus bervariasi dan yang bisa secara langsung menstimulasi fisik dan psikomotorik anak, seperti media empat dimensi
  4. Guru harusnya lebih banyak memberikan stimulasi supaya mempercepat kematangan perkembangan psikomotorik peserta didik.
  5. Guru mendorong siswa menentukan pilihan-pilihan sendiri untuk meningkatkan pertumbuhan. Misalnya untuk tumbuh menjadi lebih dewasa, anak remaja harus aktif mencari lingkungan dan pengalaman yang sesuai dengan kemampuan aslinya.
  6. Lingkungan pendidikan harus menyediakan ruang untuk bermain bagi peserta didik. Dengan bermain, mereka mempelajari segala hal dan yang terpenting mampu melatih fisik dan psikomotorik mereka. 

Kesimpulan

Terkait dengan perkembangan fisik dan Psikomotorik Peserta Didik tentunya ada beberapa miskonsepsi yang sampai saat ini terjadi didunia pendidikan, yaitu Permasalahan Peserta Didik. Salah satunya adalah rendahnya kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Proses pemebelajaran PAI kerap terjadi baru bersifat rutinitas belajar, hanya formalitas dan kurang bermakna. Dampaknya akan menghasilkan mutu yang rendah juga terutama menyangkut perkembangan peserta didik di sekolah maupun di masyarakat seperti:

Masalah kesehatan refroduksi dan pacaran. Kondisi peserta didik yang belum menikah belum berhak mendapatkan informasi maupun pelayanan medis untuk kesehatan reproduksi, hal ini dihukumi secara sosial termasuk agama. Sementara itu, disisi lain suguhan media masa merangsang libido peserta didik remaja. Maka dampaknya sangat besar sekali terhadap perilaku seksual pranikah yang disertai ketidaktahuan dan dapat membahayakan kesehatan reproduksi mereka. Begitu juga dengan pacaran. Peserta didik yang masuk masa remaja sudah senang berpacaran, karena itulah sifat asli mereka. 

Masalah Peserta Didik yang Merokok. Berdasarkan pengalaman ternyata merokok itu sudah menjadi kebiasaan bagi sebagian peserta didik. Bahkan sudah diperbolehkan oleh orang tuanya. Peserta didik yang digolongkan perokok berat bia ia mengkonsumsi kurang lebih 30 batang perhari, namun tetap saja berapapun jumlahnya rokok berbahaya dan tidak baik bagi pertumbuhan fisik dan fsikomotoriknya.

Masalah Perilaku Komsumtif. Salah satu coontohnya adalah masalah tawuran atau perkelahian antar peserta didik. Masalah perkelahian kerap terjadi baik disekolah dasar , SMP, SMK hingga perguruan tinggi dan selalu menyita perhatian masyarakat. 

Post a Comment for "Perkembangan Fisik dan Fsikomotorik Peserta Didik (Karakteristik, Faktor dan Implikasi)"